Bukti-bukti rempah Indonesia terungkap ketika arkeolog menggali kota Pompeii tahun 2014 silam. Mereka menemukan adanya hubungan romantis antara dua benua. Sebuah persepsi yang mengungkap bagaimana cara makan kelas bawah dan menengah bangsa Romawi berupa sup dan bubur. Penggalian ini membuktikan adanya perdagangan buah-buhan, daging, dan rempah-rempah impor yang diperoleh dari Indonesia. Arkeolog telah menggali selama satu dekade di dua blok kota yang terkubur di bawah gunung berapi. Sebelumnya situs ini masih menghilang, tertimbun selama kurang lebih 1500 tahun dan ditemukan kembali pada tahun 1599. Setelah itu situs diperluas kembali pada tahun 1748.
Pompeii, kota yang terkubur sejak tahun 79 Masehi. Merupakan salah satu kota Romawi yang berada didekat Naples wilayah Italia. Pompeii, Herculaneum, dan beberapa desa disekitarnya sebagian besar hancur dan terkubur tanah dengan kedalaman 4 hingga 6 meter akibat letusan gunung Vesuvius. Kota ini diperkirakan berdiri sejak abad ke-7 SM dan jatuh ketangan Romawi pada tahun 80 SM. Menurut arkeolog, saat letusan terjadi kemungkinan kota ini berpenduduk 20 ribu jiwa.
Beberapa bukti hancurnya kota Pompeii berasal dari sebuah surat Plinius. Dia melihat letusan dari kejauhan dan mengisahkan cerita kematian pamannya, Pliny. Pamannya itu seorang laksamana armada Romawi yang mencoba menyelamatkan warga yang terkena bencana.
Rempah Indonesia Dikirim Ke Romawi bisa dilihat dalam video youtube berikut ini: https://youtu.be/6ysGOIRraS0
Menurut arkeolog, penggalian situs menemukan bukti hunian lengkap. Kota itu pernah menjadi pusat bisnis yang terletak disalah satu gerbang tersibuk di eropa, melalui pelabuhan Pompeii yang disebut Porta Stabia. Penggalian ini menganalisa 10 bidang bangunan terpisah, terdapat 20 bangunan toko yang sebagian besar menjual makanan dan minuman.
Baca juga: Benarkah Ponce de Leon Mencari Mata Air Keabadian?
Salah satu bukti yang ditemukan berupa limbah dari saluran air dan 10 toilet. Limbah ini diteliti dan menemukan adanya makanan mineral berasal dari pembuangan dapur dan kotoran manusia. Sisa-sisa makanan itu dalam bentuk biji-bijian, dimana temuan ini membedakan status sosial dan ekonomi antara kegiatan dan kebiasaan konsumsi.
Saat itu penduduk kota terbagi dalam beberapa status sosial. Ada yang mengkonsumsi makanan murah dan mahal seperti buah-buahan, kacang, zaitun, ikan lokal dan telur ayam. Perdagangan daging saat itu harganya jauh lebih mahal. Perbedaan sosial ekonomi terbentuk antara tetangga pinggiran kota, sementara pusat kota mengkonsumsi berbagai makanan kelas atas yang diimpor dari luar Italia. Salah satunya kerang, landak laut dan kaki jerapah. Tulang kaki jerapah saat itu dianggap sebagai makanan eksotis yang khusus dikonsumsi para pejabat dan saudagar kaya. Berbagai makanan yang disajikan restoran di kota Pompeii membuktikan adanya perdagangan dari wilayah jauh yang dikonsumsi semua kalangan. Terutama rempah-rempah yang hanya bisa diperoleh dari wilayah Nusantara.
Baca juga: Salah Tafsir Ramalan, Nasib Mereka Memprihatinkan
Penggalian situs kota Pompeii ini telah menganalisa adanya hubungan struktural dan sosial dari waktu ke waktu. Terutama antara penduduk, kaum pekerja, dan peran kalangan elit. Mereka telah berhasil membentuk kota perdagangan yang besar, politik dan ekonomi maju di kawasan Mediterania.
Pompeii, kota yang terkubur sejak tahun 79 Masehi. Merupakan salah satu kota Romawi yang berada didekat Naples wilayah Italia. Pompeii, Herculaneum, dan beberapa desa disekitarnya sebagian besar hancur dan terkubur tanah dengan kedalaman 4 hingga 6 meter akibat letusan gunung Vesuvius. Kota ini diperkirakan berdiri sejak abad ke-7 SM dan jatuh ketangan Romawi pada tahun 80 SM. Menurut arkeolog, saat letusan terjadi kemungkinan kota ini berpenduduk 20 ribu jiwa.
Rempah Indonesia
Sebagian besar kota ini terkubur abu vulkanik. Situs ini menggambarkan kehidupan sehari-hari penghuninya, sebuah kota yang kaya, bangunan dan rumah mewah, perabotan dan karya seni menjadi daya tarik utama. Banyak lukisan dan pahatan dinding ditemukan dengan bahasa Latin. Sebuah kota maju dimana mereka sudah memiliki sistem pengairan kompleks dan pelabuhan besar.Beberapa bukti hancurnya kota Pompeii berasal dari sebuah surat Plinius. Dia melihat letusan dari kejauhan dan mengisahkan cerita kematian pamannya, Pliny. Pamannya itu seorang laksamana armada Romawi yang mencoba menyelamatkan warga yang terkena bencana.
Rempah Indonesia Dikirim Ke Romawi bisa dilihat dalam video youtube berikut ini: https://youtu.be/6ysGOIRraS0
Menurut arkeolog, penggalian situs menemukan bukti hunian lengkap. Kota itu pernah menjadi pusat bisnis yang terletak disalah satu gerbang tersibuk di eropa, melalui pelabuhan Pompeii yang disebut Porta Stabia. Penggalian ini menganalisa 10 bidang bangunan terpisah, terdapat 20 bangunan toko yang sebagian besar menjual makanan dan minuman.
Baca juga: Benarkah Ponce de Leon Mencari Mata Air Keabadian?
Salah satu bukti yang ditemukan berupa limbah dari saluran air dan 10 toilet. Limbah ini diteliti dan menemukan adanya makanan mineral berasal dari pembuangan dapur dan kotoran manusia. Sisa-sisa makanan itu dalam bentuk biji-bijian, dimana temuan ini membedakan status sosial dan ekonomi antara kegiatan dan kebiasaan konsumsi.
Saat itu penduduk kota terbagi dalam beberapa status sosial. Ada yang mengkonsumsi makanan murah dan mahal seperti buah-buahan, kacang, zaitun, ikan lokal dan telur ayam. Perdagangan daging saat itu harganya jauh lebih mahal. Perbedaan sosial ekonomi terbentuk antara tetangga pinggiran kota, sementara pusat kota mengkonsumsi berbagai makanan kelas atas yang diimpor dari luar Italia. Salah satunya kerang, landak laut dan kaki jerapah. Tulang kaki jerapah saat itu dianggap sebagai makanan eksotis yang khusus dikonsumsi para pejabat dan saudagar kaya. Berbagai makanan yang disajikan restoran di kota Pompeii membuktikan adanya perdagangan dari wilayah jauh yang dikonsumsi semua kalangan. Terutama rempah-rempah yang hanya bisa diperoleh dari wilayah Nusantara.
Baca juga: Salah Tafsir Ramalan, Nasib Mereka Memprihatinkan
Penggalian situs kota Pompeii ini telah menganalisa adanya hubungan struktural dan sosial dari waktu ke waktu. Terutama antara penduduk, kaum pekerja, dan peran kalangan elit. Mereka telah berhasil membentuk kota perdagangan yang besar, politik dan ekonomi maju di kawasan Mediterania.