Dialah Cyrus II dari Persia yang dikenal sebagai Cyrus Agung, pendiri Kekaisaran Achaemenid, Kekaisaran Persia pertama. Di bawah pemerintahannya, kekaisaran menundukkan semua kerajaan di Timur Dekat, sampai ke Asia Barat dan Tengah. Cyrus Agung menciptakan kekaisaran terbesar yang belum pernah dilihat dunia. Gelar yang disandangnya adalah Raja Agung, Raja Persia, Raja Anshan, Raja Media, Raja Babel, Raja Sumeria, Raja Akkad, dan Raja Empat Penjuru Dunia.
Menurut pendapat beberapa cendekiawan Muslim, sosok Raja Dzulkarnain atau Dhul-Qarnayn yang disebutkan dalan Quran adalah Cyrus Agung. Nama Dhul-Qarnayn muncul dalam Surah 18 ayat 83-101 sebagai sosok yang mendirikan dinding penghalang antara manusia dan Yakjuj Makjuj. Teori ini disebutkan oleh ulama Sunni seperti Maulana Maududi dan Abul Kalam Azad.
Cyrus Agung Adalah Raja Dzulkarnain
Raja ini memerintah selama kurang lebih 30 tahun, pertama dia menaklukkan Kekaisaran Median, Lydia, dan akhirnya Neo-Babilonia. Cyrus dikisahkan melakukan perjalanan sampai ke Asia Tengah dan digambarkan sebagai sosok yang menundukkan setiap bangsa tanpa kecuali. Di akhir kepemimpinannya, dia gugur dalam pertempuran melawan Massagetae sekitar tahun 530 SM. Kemudian diteruskan oleh putranya, Cambyses II, yang berhasil menaklukkan Mesir, Nubia, dan Cyrenaica.
Selain kisahnya tertulis dalam Quran, Cyrus juga ada dalam Alkitab Yahudi. Disebutkan, dia satu-satunya non-Yahudi yang diberkati dan disebut sebagai Mesiah. Dibawah pemerintahannya, dia menegakkan hak asasi, politik, strategi militer yang berpengaruh pada peradaban Timur dan Barat. Sebuah kerajaan Achaemenid Persia yang meluas hingga ke Athena.
Cyrus mendapatkan nama besarnya setelah menaklukkan Neo-Babilonia. Pada tahun 540 SM, Cyrus merebut Elam dan ibukotanya, Susa. Sebelum pertempuran, Nabonidus telah memerintahkan pemindahan berhala dari kota-kota Babel yang lebih jauh untuk dibawa ke ibukota. Cyrus bertempur bersama pasukannya di Pertempuran Opis, dipinggir sungai Opis Tigris, sebelah utara Babel. Tentara Babilonia dikalahkan, kota Sippar ditaklukkan dan pasukan Cyrus memasuki Babel tanpa perlawanan sehingga Nabonidus tertangkap.
Setelah mengambil alih Neo-Babilonia, Cyrus Agung menyatakan dirinya sebagai "Raja Babel, Raja Sumeria dan Akkad, Raja empat penjuru dunia". Pernyataan ini tertulis dalam Silinder Cyrus, sebuah prasasti yang disimpan di fondasi kuil Esagila. Teks silinder ini mengecam Nabonidus sebagai sosok yang tidak beriman dan menggambarkan Cyrus adalah sosok yang menyenangkan. Cara ini menggambarkan bagaimana Cyrus meningkatkan kehidupan warga Babilonia. Dimana orang-orang terlantar dipulangkan termasuk pembebasan orang Israel, memulihkan kuil dan tempat suci.
Wilayah kekuasaan Cyrus Agung terdiri dari kekaisaran terbesar di dunia yang pernah ada saat itu. Pada akhir pemerintahan Cyrus, Kekaisaran Achaemenid meluas dari Asia Minor hingga ke Sungai Indus. Kisah kematian Cyrus bervariasi, salah satunya dari catatan Herodotus. Cyrus tewas dalam pertempuran sengit dengan Massagetae, sebuah suku di gurun selatan Khwarezm dan Kyzyl Kum, saat ini Kazakhstan dan Uzbekistan. Massagetae bertempur dengan menunggang kuda dan berjalan kaki. Cyrus pertama kali menawarkan untuk menikahi penguasa mereka, permaisuri Tomyris, tetapi tawaran ini ditolaknya. Setelah penolakan ini, Cyrus berencana menaklukkan Massagetae dengan membangun jembatan dan menaiki kapal perang di sepanjang sungai yang memisahkan mereka, Syr Darya.
Tomyris menantangnya untuk bertemu pasukannya dalam perang terhormat, mengundangnya ke lokasi di negaranya berjarak satu hari perjalanan dari sungai. Cyrus menerima tawarannya, dia mengetahui bahwa orang-orang Massagetae tidak terbiasa dengan minuman anggur. Dia menyiapkan minuman memabukkan dan meninggalkan kamp bersama pasukan terbaiknya, serta meninggalkan yang pasukan biasa. Kemudian jendral Spargapises sekaligus putra Tomyris muncul di kamp Cyrus yang ditinggalkan. Dia bersama pasukannya membantai habis pasukan yang ditinggalkan. Setelah itu, mereka menikmati jamuan termasuk anggur memabukkan yang sengaja disiapkan Cyrus.
Jendral dan pasukannya mabuk berat, tiba-tiba muncul serangan mendadak dari pasukan Cyrus yang mengalahkan mereka. Jendral Spargapises tertangkap dalam keadaan mabuk, tetapi setelah sadar, dia bunuh diri. Setelah mengetahui apa yang terjadi, Tomyris mencela taktik Cyrus sebagai cara licik dan bersumpah membalas dendam. Dia memimpin gelombang serangan kedua, dimana Cyrus akhirnya terbunuh dan banyak pasukannya yang tewas. Menurut Herodotus, pertempuran ini merupakan yang paling sengit dalam sejarah karirnya.
Kisah Dhul-Qarnayn dalam Al-Quran surah al-Kahf. Kisah ini diungkapkan ketika suku Quraisy mengirim dua orang untuk mengetahui apakah orang-orang Yahudi yang berpengetahuan tinggi tentang kitab suci, bisa menjelaskan apakah Muhammad adalah nabi Allah yang sejati. Para rabi mengatakan kepada mereka untuk bertanya kepada Muhammad tentang tiga hal, salah satunya tentang seorang pria yang melakukan perjalanan dan mencapai timur dan barat. Rabi itu mengatakan 'Jika dia memberitahumu tentang hal-hal ini, maka dia adalah seorang nabi, maka ikutilah dia. Tetapi jika dia tidak memberitahumu, maka dia adalah orang yang mengada-ada'.
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". (QS 18:83)
Ayat 18:83-98 menceritakan Dhul-Qarnayn melakukan perjalanan pertama ke ujung barat dunia di mana dirinya melihat matahari terbenam di mata air berlumpur. Kemudian ke Timur di mana dia melihat matahari naik dari laut. Dan akhirnya perjalanan ke utara, sebuah tempat di pegunungan dimana dia menemukan orang yang tertindas oleh Yakjuj Makjuj.
Beberapa cendekiawan menyebutkan bahwa sosok Dhul-Qarnayn adalah representasi mitologis Cyrus Agung. Dia dari dua tanduk atau secara kiasan bahwa dia memerintah di dua zaman. Dikisahkan bahwa raja ini mendirikan dinding antara manusia dan Yakjuj Makjuj. Tanggapan ini diceritakan oleh para ulama Sunni, Maulana Maududi dan Abul Kalam Azad. Yakjuj Makjuj adalah suku-suku liar di Asia Tengah yang dikenal dengan nama berbeda. Diantaranya adalah Scythia, Parthia, Tartar (Turk), Mongol, dan Hun. Suku-suku ini telah melakukan serangan di berbagai kerajaan dan kekaisaran di zaman kuno.
Menurut sejarah, sebuah benteng telah dibangun di wilayah selatan Caucasia. Meskipun belum dibuktikan secara historis apakah benteng ini dibangun oleh Cyrus. Tembok ini dibangun antara kota Derbent dan Dar'yal, yang terletak di antara Laut Hitam dan Kaspia. Pada zaman kuno, gerombolan liar dari utara menyerbu dan menghancurkan wilayah selatan melalui jalan-jalan ini dan penguasa takut pada mereka. Sehingga harus membangun tembok yang kuat dan tinggi. Salah satunya juga berada di Gorgan, Iran. Meskipun belum secara historis belum diketahui siapa yang membangunnya.
Menurut Ibn Jarir Tabari dan Ibn Kathir, setelah penaklukan Azerbaijan, Umar mengutus Suraqah bin Amr pada tahun 22 H dalam sebuah ekspedisi ke Derbent. Kemudian menunjuk Abdur Rahman bin Rabi`ah sebagai pemimpinnya. Ketika Abdur Rehman memasuki Armenia, penguasa Shehrbaz menyerah tanpa pertempuran. Kemudian Abdur Rahman ingin maju menuju Derbent, tetapi Shehrbaz memberitahunya bahwa dia telah mengumpulkan informasi lengkap tentang tembok yang dibangun oleh Dhul-Qarnain, melalui seorang pria.
Baca juga: Kisah Nabi Idris Membangun Piramida Mesir
Baca juga: Kisah Nabi Idris Membangun Piramida Mesir
Pendapat lainnya menyebutkan bahwa sosok Dhul Qarnayn adalah Alexander the Great. Tetapi menurut beberapa sejarawan, dia bukan Dhul-Qarnayn. Karena Alexander hidup hanya dalam waktu singkat, sedangkan Dhul-Qarnayn hidup lebih lama sebagai tanda rahmat yang dilimpahkan Tuhan kepadanya. Selain itu, ciri khas Dhul-Qarnayn hanya menyembah satu tuhan, sementara Alexander adalah seorang polytheist yang menyebut dirinya sebagai "Anak Ra" atau "Anak Zeus".
Menurut Ezra, Cyrus adalah seorang penyembah Allah dan seorang raja yang membebaskan bangsa Israel. Dia memerintahkan agar Bait Sulaiman dibangun kembali untuk penyembahan Allah.
Herodotus menuliskan: "Massagetae berpakaian seperti orang Scythia. Mereka bertarung dengan menunggang kuda dan berjalan kaki, mereka menggunakan busur dan tombak, tetapi senjata favorit mereka adalah kapak. Atribut lengan terbuat dari emas atau kuningan. Tombak, mata panah, kapak, menggunakan kuningan. Ikat kepala, ikat pinggang, terbuat dari emas. Demikian juga dengan kuda-kuda mereka diberi tutup dada dari kuningan dan tali kekang terbuat dari emas. Mereka tidak menggunakan besi atau perak, karena tidak memiliki logam apa pun di negaranya, kecuali kuningan dan emas yang berlimpah."