Misteri kematain Alexander Agung yang heroik. Alexander adalah anak dari Philip II raja Macedonia yang mengalahkan Athena dan Thebes di pertempuran Chaeronea. Dalam mendidik anaknya, Philip II meminta Aristoteles mengajarkan pengetahuan termasuk filsuf. Suatu ketika ayahnya dibunuh oleh seorang pengawal kerajaannya dalam sebuah pesta pernikahan. Perjuangannya mengambil takhta penuh dengan drama pembunuhan. Salah satu istri Philip dan putrinya dibunuh, beserta dua pangeran Macedonia. Untungnya Philip II telah mereformasi pasukan Macedonia menjadi kekuatan tak terkalahkan. Sehingga semua kekuatan itu diwariskan kepada Alexander Agung sebagai penggantinya.
Pada tahun 335 SM, Alexander memperkuat perbatasan utara dan berusaha menekan pemberontakan. Dia berhasil menaklukkan berbagai wilayah termasuk menghancurkan Thebes yang memberontak. Pertempuran besar pertamanya melawan Persia di sungai Granicus tahun 334 SM. Hingga akhirnya Alexander berhasil mengalahkan Darius III raja Persia ditahun 333 SM. Pertempurannya dengan Persia terjadi berulang kali, hingga Darius III digulingkan dan dibunuh. Sejak saat itu dinasti Achaemenid runtuh dan digantikan oleh Alexander sebagai raja Persia.
Sejarah mencatat bahwa Alexander Agung pernah menikah tiga kali. Istri-istrinya adalah Roxana, Stateira, dan Parysatis. Roxana adalah putri seorang petinggi dari Bactria di Timur Tengah, dimana wilayah ini telah ditaklukannya. Menurut catatan Plutarch, dia jatuh cinta pada Roxana ketika melihatnya menari disebuah perjamuan. Hubungan ini bertujuan untuk mendinginkan pasukan Macedonia dan warga Bactria yang telah dikuasai. Keduanya pun menikah pada tahun 327 SM. Kemudian istri kedua dan ketiga dinikahi sekaligus, mereka adalah Stateira dan Parysatis. Keduanya adalah putri raja-raja Persia yang menikahi Alexander pada upacara pernikahan massal untuk menyatukan budaya Macedonia dan Persia.
Alexander dikenal sebagai sosok yang suka minuman keras. Dia pernah mabuk berat dengan bahwannya, termasuk jenderal Cleitus. Dikisahkan waktu itu mereka bertengkar dalam keadaan mabuk, sehingga Alexander melemparkan lembing kedada dan jendralnya pun tewas. Insiden ini dianggap tidak sengaja, dia benar-benar berduka atas kematian Cleitus.
Baca juga: Lukisan 14 Nabi Dan Rasul Peninggalan Nabi Adam Temuan Raja Zulkarnain
Alexander meninggal di istana Nebukadnezar II, di Babel, pada usia 32 tahun 323 SM. Ada dua versi kisah kematiannya, salah satunyadikisahkan oleh Plutarch. Menurutnya kira-kira 14 hari sebelum kematian, Alexander menjamu laksamana Nearchus dan menghabiskan hari berikutnya minum-minum bersama Medius. Setelah itu dia menderita demam sampai tidak bisa berbicara.
Versi kedua dari catatan Diodorus menceritakan bahwa Alexander sakit setelah menenggak semangkuk besar anggur yang tidak dicampur untuk menghormati Heracles. Setelah itu tubuhnya lemah selama 11 hari, dia tidak demam dan meninggal setelah beberapa kali mengalami penderitaan. Ada juga kisah lain yang menambahkan bahwa minuman itu sengaja dibubuhi racun untuk menggulingkan kekuasaannya.
Diceritakan jasad Alexander dibawa ke Mesir dan ditempatkan di Alexandria. Tetapi makam ini secara misterius lenyap pada akhir abad ke-4 M, dan tidak pernah ditemukan lagi sampai sekarang. Setelah kematiannya, kerajaan ini runtuh akibat perang saudara. Dia tidak menyebutkan pewaris tahta sehingga menimbulkan pertikaian besar dalam istana. Perang para pengganti ini berlangsung selama 40 tahun, hingga akhirnya terbagi menjadi 3 wilayah yaitu Seleucid di Asia, Antigonid di Macedonia, dan Ptolemeus di Mesir.
Baca juga: Benarkah Cyrus Agung Adalah Raja Dzulkarnain?
Ada beberapa dugaan tentang kematian Alexander yang misterius. Belum lagi makamnya yang menghilang begitu saja tanpa jejak. Mungkin kisah yang sangat menyedihkan ketika dia tewas karena mabuk-mabukan, sementara kisah ksatria lain tewas secara heroik di medan pertempuran.
Menurut Dr Leo Schep dari New Zealand National Poisons Centre toxicologist, anggur itu terbuat dari tanaman Veratrum yang menyebabkan gejala keracunan berkepanjangan seperti yang terjadi pada Alexander. Tanaman ini sejak dahulu sudah dikenal orang Yunani Kuno.
Kisah kematian Alexander Agung selengkapnya bisa dilihat dalam video youtube berikut ini: https://youtu.be/J4b8H2MG3Ws
Pada tahun 335 SM, Alexander memperkuat perbatasan utara dan berusaha menekan pemberontakan. Dia berhasil menaklukkan berbagai wilayah termasuk menghancurkan Thebes yang memberontak. Pertempuran besar pertamanya melawan Persia di sungai Granicus tahun 334 SM. Hingga akhirnya Alexander berhasil mengalahkan Darius III raja Persia ditahun 333 SM. Pertempurannya dengan Persia terjadi berulang kali, hingga Darius III digulingkan dan dibunuh. Sejak saat itu dinasti Achaemenid runtuh dan digantikan oleh Alexander sebagai raja Persia.
Misteri Kematian Alexander Agung
Diusianya yang masih muda dan bergejolak, dia tidak puas hanya dengan menaklukkan Persia. Keingininnya timbul untuk menaklukan seluruh dunia dibawah pemerintahannya. Alexander mulai memasuki wilayah India dan bertempur melawan Raja Porus, Raja Paurava pada tahun 326 SM. Dalam penaklukan wilayah, Alexander tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran. Walaupun kalah jumlah pasukan dengan musuh, dia pasti menang dengan strategi dan kekuatan pasukannya.Sejarah mencatat bahwa Alexander Agung pernah menikah tiga kali. Istri-istrinya adalah Roxana, Stateira, dan Parysatis. Roxana adalah putri seorang petinggi dari Bactria di Timur Tengah, dimana wilayah ini telah ditaklukannya. Menurut catatan Plutarch, dia jatuh cinta pada Roxana ketika melihatnya menari disebuah perjamuan. Hubungan ini bertujuan untuk mendinginkan pasukan Macedonia dan warga Bactria yang telah dikuasai. Keduanya pun menikah pada tahun 327 SM. Kemudian istri kedua dan ketiga dinikahi sekaligus, mereka adalah Stateira dan Parysatis. Keduanya adalah putri raja-raja Persia yang menikahi Alexander pada upacara pernikahan massal untuk menyatukan budaya Macedonia dan Persia.
Alexander dikenal sebagai sosok yang suka minuman keras. Dia pernah mabuk berat dengan bahwannya, termasuk jenderal Cleitus. Dikisahkan waktu itu mereka bertengkar dalam keadaan mabuk, sehingga Alexander melemparkan lembing kedada dan jendralnya pun tewas. Insiden ini dianggap tidak sengaja, dia benar-benar berduka atas kematian Cleitus.
Baca juga: Lukisan 14 Nabi Dan Rasul Peninggalan Nabi Adam Temuan Raja Zulkarnain
Alexander meninggal di istana Nebukadnezar II, di Babel, pada usia 32 tahun 323 SM. Ada dua versi kisah kematiannya, salah satunyadikisahkan oleh Plutarch. Menurutnya kira-kira 14 hari sebelum kematian, Alexander menjamu laksamana Nearchus dan menghabiskan hari berikutnya minum-minum bersama Medius. Setelah itu dia menderita demam sampai tidak bisa berbicara.
Versi kedua dari catatan Diodorus menceritakan bahwa Alexander sakit setelah menenggak semangkuk besar anggur yang tidak dicampur untuk menghormati Heracles. Setelah itu tubuhnya lemah selama 11 hari, dia tidak demam dan meninggal setelah beberapa kali mengalami penderitaan. Ada juga kisah lain yang menambahkan bahwa minuman itu sengaja dibubuhi racun untuk menggulingkan kekuasaannya.
Diceritakan jasad Alexander dibawa ke Mesir dan ditempatkan di Alexandria. Tetapi makam ini secara misterius lenyap pada akhir abad ke-4 M, dan tidak pernah ditemukan lagi sampai sekarang. Setelah kematiannya, kerajaan ini runtuh akibat perang saudara. Dia tidak menyebutkan pewaris tahta sehingga menimbulkan pertikaian besar dalam istana. Perang para pengganti ini berlangsung selama 40 tahun, hingga akhirnya terbagi menjadi 3 wilayah yaitu Seleucid di Asia, Antigonid di Macedonia, dan Ptolemeus di Mesir.
Baca juga: Benarkah Cyrus Agung Adalah Raja Dzulkarnain?
Ada beberapa dugaan tentang kematian Alexander yang misterius. Belum lagi makamnya yang menghilang begitu saja tanpa jejak. Mungkin kisah yang sangat menyedihkan ketika dia tewas karena mabuk-mabukan, sementara kisah ksatria lain tewas secara heroik di medan pertempuran.
Menurut Dr Leo Schep dari New Zealand National Poisons Centre toxicologist, anggur itu terbuat dari tanaman Veratrum yang menyebabkan gejala keracunan berkepanjangan seperti yang terjadi pada Alexander. Tanaman ini sejak dahulu sudah dikenal orang Yunani Kuno.
Referensi
- History of Alexander, Loeb Classical Library
- On the Fortune of Alexander, Plutarch, 1936
Kisah kematian Alexander Agung selengkapnya bisa dilihat dalam video youtube berikut ini: https://youtu.be/J4b8H2MG3Ws