Nebukadnezar II adalah raja yang paling lama memerintah dan paling kuat dari Kekaisaran Neo-Babilonia. Dia adalah putra tertua dari Nabopolassar, seorang pejabat Kekaisaran Neo-Asyur yang memberontak pada tahun 626 SM dan menduduki singgasana Babel. Setelah kematian ayahnya, Nebukadnezar naik takhta pada tahun 605 SM dan kemudian menginvasi wilayah Barat melawan koalisi Mesir. Dia dan sekutunya penguasa Media menyerang Asyur dan Mesir yang kemudian menduduki Suriah.
Kisah raja ini terkenal karena dia adalah sosok pertama yang menghancurkan Kuil Sulaiman dan sikapnya atas penawanan Babel. Kisahnya banyak tercatat dalam beberapa teks kuno, termasuk dalam Kitab Daniel dan kumpulan kisah legendaris yang berasal dari abad ke-2 SM. Selama Pengepungan Yerusalem, Nebukadnezar menangkap Raja Yoyakhin bersama warganya dan pengrajin terkemuka. Kemudian mengangkat Zedekia sebagai Raja Yehuda. Zedekia juga dikenal sebagai Tzidkiyahu adalah raja Yehuda yang ke-20 dan terakhir. Dia diangkat oleh Nebukadnezar II diusia 21 tahun untuk menggantikan Yoyakhin yang memberontak.
Setelah Yerusalem jatuh, jendral Babel diutus bersama tentaranya untuk menghancurkan kota itu. Yerusalem dijarah dan diratakan dengan tanah, termasuk menghancurkan Kuil Sulaiman. Aturan di negeri ini diperketat, hanya sebagian kecil pedagang anggur dan para suami yang diizinkan tinggal di negeri itu. Menurut Ibnu Khaldun, kuil itu dihancurkan oleh Nebukadnezar, setelah 800 tahun berdiri. Nebukadnezar membakar Taurat, tongkat milik Nabi Musa, melelehkan efigi-efigi, dan memporak-porandakan batuannya. Kemudian para penguasa Persia mengizinkan Bani Israil kembali ke Yerusalem.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Babilonia Kuno Bukan Didirikan Namrud
Menurut teks Daniel, raja Nebukadnezar pernah mengalami kegilaan dan hidup seperti hewan selama 7 tahun. Pada tahun 562 SM, Nebukadnezar meninggal di Babilonia setelah memerintah 43 tahun. Penyebabnya diduga karena terserang wabah nyamuk, kemudian tahta kerajaan diteruskan oleh putranya, Ewil-Merodakh.
Reruntuhan Babel Nebukadnezar kini telah menjadi situs arkeologi terbesar di Timur Tengah. Dia memperbesar istana kerajaan termasuk museum publik yang mungkin pertama kali dibangun di dunia. Dia membangun dan memperbaiki kuil-kuil, membangun jembatan di atas Sungai Eufrat, dan membangun jalan prosesi dan gerbang Ishtar yang dihiasi dengan bata berlapis.
Baca juga: Misteri Kerajaan Ratu Saba Belum Terpecahkan
Dalam sebuah buku disebutkan bahwa Saddam Hussein menganggap dirinya sebagai reinkarnasi Nebukadnezar dan membuat tulisan "Untuk Raja Nebukadnezar dalam pemerintahan Saddam Hussein". Tulisan ini dipahatkan pada batu bata yang disisipkan dalam tembok kota kuno Babilonia ketika mengerjakan proyek rekonstruksi. Dia juga menamai salah satu divisi pasukan khususnya "Republican Guards" sebagai "Divisi Nebukadnezar". Tanda-tanda ini dianggap Israel sebagai sesuatu yang menakutkan, mengingat Nebukadnezar telah menghancurkan Kuil Sulaiman ribuan tahun lalu. Sebagian bangsa Arab menganggap Saddam sebagai pahlawan karena berani menantang Israel dan Amerika Serikat.
Kisah raja ini terkenal karena dia adalah sosok pertama yang menghancurkan Kuil Sulaiman dan sikapnya atas penawanan Babel. Kisahnya banyak tercatat dalam beberapa teks kuno, termasuk dalam Kitab Daniel dan kumpulan kisah legendaris yang berasal dari abad ke-2 SM. Selama Pengepungan Yerusalem, Nebukadnezar menangkap Raja Yoyakhin bersama warganya dan pengrajin terkemuka. Kemudian mengangkat Zedekia sebagai Raja Yehuda. Zedekia juga dikenal sebagai Tzidkiyahu adalah raja Yehuda yang ke-20 dan terakhir. Dia diangkat oleh Nebukadnezar II diusia 21 tahun untuk menggantikan Yoyakhin yang memberontak.
Nebukadnezar II Menghancurkan Yerusalem
Zedekia memberontak dan bersekutu dengan Mesir. Setelah memerintah selama 11 tahun, Nebukadnezar berhasil merebut kembali Yerusalem. Zedekia dan para pengikutnya berusaha melarikan diri keluar dari kota itu, tetapi ditangkap di dataran Jericho, dan dibawa ke Riblah. Ditempat itu Zedekia melihat putra-putranya dihukum mati. Setelah itu kedua bola mata Zedekia dicungkil, diikat dan ditawan ke Babel hingga kematiannya.Setelah Yerusalem jatuh, jendral Babel diutus bersama tentaranya untuk menghancurkan kota itu. Yerusalem dijarah dan diratakan dengan tanah, termasuk menghancurkan Kuil Sulaiman. Aturan di negeri ini diperketat, hanya sebagian kecil pedagang anggur dan para suami yang diizinkan tinggal di negeri itu. Menurut Ibnu Khaldun, kuil itu dihancurkan oleh Nebukadnezar, setelah 800 tahun berdiri. Nebukadnezar membakar Taurat, tongkat milik Nabi Musa, melelehkan efigi-efigi, dan memporak-porandakan batuannya. Kemudian para penguasa Persia mengizinkan Bani Israil kembali ke Yerusalem.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Babilonia Kuno Bukan Didirikan Namrud
Menurut teks Daniel, raja Nebukadnezar pernah mengalami kegilaan dan hidup seperti hewan selama 7 tahun. Pada tahun 562 SM, Nebukadnezar meninggal di Babilonia setelah memerintah 43 tahun. Penyebabnya diduga karena terserang wabah nyamuk, kemudian tahta kerajaan diteruskan oleh putranya, Ewil-Merodakh.
Reruntuhan Babel Nebukadnezar kini telah menjadi situs arkeologi terbesar di Timur Tengah. Dia memperbesar istana kerajaan termasuk museum publik yang mungkin pertama kali dibangun di dunia. Dia membangun dan memperbaiki kuil-kuil, membangun jembatan di atas Sungai Eufrat, dan membangun jalan prosesi dan gerbang Ishtar yang dihiasi dengan bata berlapis.
Baca juga: Misteri Kerajaan Ratu Saba Belum Terpecahkan
Dalam sebuah buku disebutkan bahwa Saddam Hussein menganggap dirinya sebagai reinkarnasi Nebukadnezar dan membuat tulisan "Untuk Raja Nebukadnezar dalam pemerintahan Saddam Hussein". Tulisan ini dipahatkan pada batu bata yang disisipkan dalam tembok kota kuno Babilonia ketika mengerjakan proyek rekonstruksi. Dia juga menamai salah satu divisi pasukan khususnya "Republican Guards" sebagai "Divisi Nebukadnezar". Tanda-tanda ini dianggap Israel sebagai sesuatu yang menakutkan, mengingat Nebukadnezar telah menghancurkan Kuil Sulaiman ribuan tahun lalu. Sebagian bangsa Arab menganggap Saddam sebagai pahlawan karena berani menantang Israel dan Amerika Serikat.
Referensi
- Archeology Under Dictatorship. By Michael L. Galaty and Charles Watkinson, 2004.
- On point: the United States Army in Operation Iraqi Freedom. By Fontenot, Gregory; Degen, E. J.; Tohn, David. 2005.