Serangan biologis pasukan Khan disebutkan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan pada tahun 2002, menjelaskan bagaimana awalnya wabah besar terjadi dan membunuh sebagian besar penduduk Eropa. Narasi ini berdasarkan tulisan Genoese Gabriele de ’Mussi pada abad ke-14. Black Death diyakini menyebar dari Krimea ke Eropa yang disebabkan serangan perang biologis. Berdasarkan terjemahan manuskrip de 'Mussi dan literatur ilmiah sekunder, perang biologis telah digunakan di Caffa.
Hubungan antara pedagang Italia dan Mongolia tidak romatis. Pada tahun 1307, Toqtai seorang Kahn dari Golden Horde telah menangkap penduduk Italia di Sarai dan mengepung Caffa. Permasalahannya gara-gara Toqtai tak senang pada perdagangan Italia, khususnya budak-budak yang dijual untuk prajurit ke Kesultanan Mameluke. Pengepungan ini dipertahankan pasukan Genoa selama setahun, tetapi pada tahun 1308 kota itu akhirnya terbakar dan ditinggalkan penduduknya. Hubungan antara Italia dan Khan Golden Horde tetap tegang sampai kematian Toqtai pada tahun 1312.
Baca juga: Kisah Genghis Khan Membebaskan Penindasan Umat Islam
Kematian Toqtai diteruskan oleh Ozbeg, Khan yang satu ini menyambut orang Genoa dengan tangan terbuka. Mereka menyerahkan tanah di Tana ke Italia untuk perluasan perdagangan. Menjelang tahun 1340-an, Caffa kembali menjadi kota yang berkembang pesat, dibentengi dua tembok konsentris. Dinding bagian dalam melindungi 6000 rumah, bagian luarnya diisi 11000 rumah. Populasi kota ini sangat kosmopolitan, termasuk orang-orang Genoa, Venetian, Yunani, Armenia, Yahudi, Mongol, dan orang-orang Turk.
Ozbeg kemudian digantikan oleh Janibeg. Pada tahun 1343, orang-orang Mongol di bawah Janibeg mengepung Caffa dan daerah Italia di Tana, menyusul pertempuran antara orang Italia dan Muslim di Tana. Pedagang Italia di Tana melarikan diri ke Caffa. Pengepungan Caffa berlangsung hingga Februari 1344, ketika itu pasukan bantuan Italia telah membunuh 15000 tentara Mongol dan menghancurkan mesin pengepungan mereka. Janibeg kembali mengepung Caffa pada tahun 1345, dan kali ini dia menggunakan senjata Biologis yang menyebarka wabah untuk menghancurkan pasukan lawannya. Italia memblokade pelabuhan-pelabuhan Mongol, memaksa Janibeg untuk bernegosiasi. Dan pada tahun 1347, Italia diizinkan membangun kembali koloni mereka di Tana.
Kisah Serangan Biologis Pasukan Khan selengkapnya bisa dilihat dalam video youtube berikut ini: https://youtu.be/n5rSej62alo
Pada tahun 1346, di negara-negara Timur, banyak orang Tartar dan Saracen dihantam penyakit misterius yang menyebabkan kematian mendadak. Negara-negara dan kotanya dihancurkan oleh penyakit dan dihancurkan oleh kematian yang mengerikan yang melenyapkan penduduknya. Sebuah pemukiman timur di bawah pemerintahan orang-orang Tartar yang disebut Tana, terletak di utara Konstantinopel dan sering dikunjungi oleh para pedagang Italia. Kota ini ditinggalkan setelah sebuah insiden pengepungan dan diserang oleh gerombolan orang-orang Tartar. Para pedagang Kristen telah diusir dengan paksa, mereka sangat ketakutan dengan kekuatan orang-orang Tartar. Masing-masing menyelamatkan diri dan harta benda, melarikan diri dengan kapal bersenjata ke Caffa yang sudah lama didirikan oleh orang Genoa.
Baca juga: Perang Senjata Kimia Terjadi Sejak Ribuan Tahun Lalu
Pasukan Tartar tiba-tiba mengepung orang-orang Kristen yang terperangkap di Caffa selama hampir tiga tahun. Mereka dikelilingi oleh pasukan yang sangat besar, mereka hampir tidak bisa menarik napas, meskipun makanan dikirim. Tetapi hampir seluruh pasukan Tartar terkena penyakit dan membunuh ribuan pasukan setiap hari. Semua pengobatan medis tidak berguna, orang-orang Tartar mati begitu tanda-tanda penyakit muncul di tubuh mereka. Pembengkakan di ketiak atau selangkangan disertai oleh demam busuk.
Pasukan Tartar yang sekarat menyadari bahwa mereka tidak punya harapan untuk melarikan diri, mereka kehilangan minat mengepung kota itu. Tetapi mereka diperintahkan untuk melemparkan jenazah ke kota dengan ketapel agar bau busuk yang tak tertahankan akan membunuh semua orang di dalamnya. Mayat-mayat penderita wabah itu tampak seperti gunung-gunung yang dilemparkan ke kota. Orang-orang Kristen tidak bisa bersembunyi atau melarikan diri, walaupun mereka berusaha membuang mayat ke laut sebanyak mungkin.
Dalam jurnal yang ditulis Mark Wheelis disebutkan, kemungkinan Gabriele de 'Mussi berada disana saat terjadi pengepungan Caffa. Tulisannya pada waktu itu menceritakan kepanikan penduduk atas pengepungan Tartar yang disertai penyebaran wabah mematikan.
Khan Menaklukan Eropa
Caffa (sekarang bernama Feodosija, Ukraina) didirikan oleh Genoa pada tahun 1266 berdasarkan kesepakatan dengan Kahn Golden Horde. Tempat ini merupakan pelabuhan utama bagi kapal dagang Genoa yang terhubung ke Tana (sekarang bernama Azov, Rusia) di Sungai Don. Perdagangan di sepanjang sungai Don terhubung ke Rusia Tengah. Dari sini diteruskan melalui rute darat yang terhubung dengan Sarai hingga mencapai Timur Jauh.Hubungan antara pedagang Italia dan Mongolia tidak romatis. Pada tahun 1307, Toqtai seorang Kahn dari Golden Horde telah menangkap penduduk Italia di Sarai dan mengepung Caffa. Permasalahannya gara-gara Toqtai tak senang pada perdagangan Italia, khususnya budak-budak yang dijual untuk prajurit ke Kesultanan Mameluke. Pengepungan ini dipertahankan pasukan Genoa selama setahun, tetapi pada tahun 1308 kota itu akhirnya terbakar dan ditinggalkan penduduknya. Hubungan antara Italia dan Khan Golden Horde tetap tegang sampai kematian Toqtai pada tahun 1312.
Baca juga: Kisah Genghis Khan Membebaskan Penindasan Umat Islam
Kematian Toqtai diteruskan oleh Ozbeg, Khan yang satu ini menyambut orang Genoa dengan tangan terbuka. Mereka menyerahkan tanah di Tana ke Italia untuk perluasan perdagangan. Menjelang tahun 1340-an, Caffa kembali menjadi kota yang berkembang pesat, dibentengi dua tembok konsentris. Dinding bagian dalam melindungi 6000 rumah, bagian luarnya diisi 11000 rumah. Populasi kota ini sangat kosmopolitan, termasuk orang-orang Genoa, Venetian, Yunani, Armenia, Yahudi, Mongol, dan orang-orang Turk.
Ozbeg kemudian digantikan oleh Janibeg. Pada tahun 1343, orang-orang Mongol di bawah Janibeg mengepung Caffa dan daerah Italia di Tana, menyusul pertempuran antara orang Italia dan Muslim di Tana. Pedagang Italia di Tana melarikan diri ke Caffa. Pengepungan Caffa berlangsung hingga Februari 1344, ketika itu pasukan bantuan Italia telah membunuh 15000 tentara Mongol dan menghancurkan mesin pengepungan mereka. Janibeg kembali mengepung Caffa pada tahun 1345, dan kali ini dia menggunakan senjata Biologis yang menyebarka wabah untuk menghancurkan pasukan lawannya. Italia memblokade pelabuhan-pelabuhan Mongol, memaksa Janibeg untuk bernegosiasi. Dan pada tahun 1347, Italia diizinkan membangun kembali koloni mereka di Tana.
Kisah Serangan Biologis Pasukan Khan selengkapnya bisa dilihat dalam video youtube berikut ini: https://youtu.be/n5rSej62alo
Serangan Biologis Pertama Pasukan Khan
Bagaimana isi narasi yang menceritakan keadaan Caffa pada waktu itu? Berikut petikan penting dari narasi yang ditulis Gabriele de 'Mussi.Pada tahun 1346, di negara-negara Timur, banyak orang Tartar dan Saracen dihantam penyakit misterius yang menyebabkan kematian mendadak. Negara-negara dan kotanya dihancurkan oleh penyakit dan dihancurkan oleh kematian yang mengerikan yang melenyapkan penduduknya. Sebuah pemukiman timur di bawah pemerintahan orang-orang Tartar yang disebut Tana, terletak di utara Konstantinopel dan sering dikunjungi oleh para pedagang Italia. Kota ini ditinggalkan setelah sebuah insiden pengepungan dan diserang oleh gerombolan orang-orang Tartar. Para pedagang Kristen telah diusir dengan paksa, mereka sangat ketakutan dengan kekuatan orang-orang Tartar. Masing-masing menyelamatkan diri dan harta benda, melarikan diri dengan kapal bersenjata ke Caffa yang sudah lama didirikan oleh orang Genoa.
Baca juga: Perang Senjata Kimia Terjadi Sejak Ribuan Tahun Lalu
Pasukan Tartar tiba-tiba mengepung orang-orang Kristen yang terperangkap di Caffa selama hampir tiga tahun. Mereka dikelilingi oleh pasukan yang sangat besar, mereka hampir tidak bisa menarik napas, meskipun makanan dikirim. Tetapi hampir seluruh pasukan Tartar terkena penyakit dan membunuh ribuan pasukan setiap hari. Semua pengobatan medis tidak berguna, orang-orang Tartar mati begitu tanda-tanda penyakit muncul di tubuh mereka. Pembengkakan di ketiak atau selangkangan disertai oleh demam busuk.
Pasukan Tartar yang sekarat menyadari bahwa mereka tidak punya harapan untuk melarikan diri, mereka kehilangan minat mengepung kota itu. Tetapi mereka diperintahkan untuk melemparkan jenazah ke kota dengan ketapel agar bau busuk yang tak tertahankan akan membunuh semua orang di dalamnya. Mayat-mayat penderita wabah itu tampak seperti gunung-gunung yang dilemparkan ke kota. Orang-orang Kristen tidak bisa bersembunyi atau melarikan diri, walaupun mereka berusaha membuang mayat ke laut sebanyak mungkin.
Tak lama kemudian, mayat-mayat yang membusuk mencemari udara dan meracuni persediaan air, bau busuk luar biasa. Beberapa ribu orang berusaha untuk melarikan diri dari sisa-sisa pasukan Tartar. Penduduk melarikan diri dari Caffa dengan perahu, para pelaut telah terinfeksi penyakit. Beberapa kapal menuju Genoa, yang lain pergi ke Venesia dan ke daerah-daerah lainnya. Setiap kota, setiap pemukiman, setiap tempat diracuni oleh penyakit menular yang membuat penduduknya mati mendadak. Satu orang yang terinfeksi membawa racun ke orang lain, menginfeksi orang terdekat. Hampir semua orang yang pernah berada di Timur, selatan dan utara, menjadi korban kematian mendadak setelah tertular penyakit wabah ini.Baca juga: Moge Khatun, Selir Genghis Khan Yang Dinikahi Anaknya
Dalam jurnal yang ditulis Mark Wheelis disebutkan, kemungkinan Gabriele de 'Mussi berada disana saat terjadi pengepungan Caffa. Tulisannya pada waktu itu menceritakan kepanikan penduduk atas pengepungan Tartar yang disertai penyebaran wabah mematikan.
Referensi
- Biological Warfare at the 1346 Siege of Caffa. Publish via CDC (Centers for Disease Control and Prevention), by Mark Wheelis, September 2002.