Misteri kerajaan Sabak, sebuah negeri kuno yang berada diantara China dan India. Menurut sejarawan, kemungkinan besar wilayah kekuasaannya berada di Sumatra, Jawa, atau Semenanjung Malaya. Beberapa bukti yang ditemukan menjelaskan bahwa negeri ini berada di Muara Sabak yang terletak di muara sungai Batang Hari, Jambi. Lokasi Kerajaan Sabak ini sampai sekarang masih menjadi misteri, meskipun ada yang berpendapat bahwa pusat pemerintahannya berada di Kalimantan ataupun berada di Jambi.
Dahulu orang-orang China menyebut wilayah ini San-fo-tsi yang sering dikunjungi oleh saudagar untuk membeli lada. Menurut sejarawan, Bandar Sriwijaya Tua berada di Muara Sabak atau dalam bahasa Arab disebut Zabaq. Sementara orang Arab menyebut Sriwijaya sebagai Sribuzza, dan China menuliskan Che-li-fo-che. Jadi, Sabak adalah kerajaan tua yang berada dibandar penting Sumatra, kerajaan Melayu Tua yang berpusat di Muara Tembesi. Ini dibuktikan dari temuan puing-puing kapal yang ditemukan sudah ada sejak abad ke-3 M.
Disana terdapat sebuah pulau yang menjadi pusat kerajaan yang panjangnya sekitar 400 farsakh. Juga terdapat sebuah pulau yang dikenal sebagai "Al-Rami" atau Negeri Panah yang panjangnya sekitar 800 farsakh. Di negeri itu terdapat kayu merah, kamper, dan lain-lain, dan terdapat sebuah pulau yang menjadi perlintasan antara China dan Arab berjarak 80 farsakh. Di pulau ini dikumpulkan barang-barang dagangan seperti rotan, kamper, cendana, gading, timah, kayu ebony, kayu merah, dan berbagai rempah-rempah, dan lainnya. Perintah Maharaja berlaku di seluruh kepulauan dan juga daratan.
Menurut catatan "Muruj Adz-Dzahab wa Ma'adin Al-Jawahir" yang artinya Tanah Emas dan Tambang Permata, karya Abu Hasan Al-Mas‘udi. Dia menuliskan sebuah kisah tentang seorang Pangeran Khmer yang menentang Maharaja Zabag. Saat itu Pangeran Khmer bertanya kepada sang patih, dia ingin dipersembahkan pinggan berisi kepala Raja Zabag. berita ini terdengar sampai ke telinga Sri Maharaja Zabag, diapun membawa 1000 kapal berisi pasukan berlayar ke Khmer. Sampai disana, bala tentara Zabag berhamburan menyerbu dan merebut ibukotanya. Raja Khmer kemudian ditangkap, dan justru kepalanya yang dipersembahkan diatas pinggan. Sri Maharaja tidak mengambil alih Khmer dan kembali ke negerinya.
Baca juga: Misteri Kerajaan Ratu Saba Belum Terpecahkan
Menurut catatan sejarah yang ditulis oleh Chau Ju-ka, Sanfotsi terletak diantara Kamboja dan Jawa, berada di Samudera Selatan yang merupakan pelabuhan terpenting antara negeri-negeri Timur dan Barat. Semua melewati wilayah ini dalam perjalanan ke China. Penduduknya tersebar diluar kota, hidup diatas rakit papan yang ditutupi alang-alang dan bebas pajak. Mereka sangat terampil bertarung didarat dan di air, menutupi tubuhnya dengan obat agar pedang tidak melukainya.
Ada juga kisah-kisah penaklukan yang menyebabkan tewasnya Sri Maharaja. Saat itu wilayah selatan Jambi dianggap sebagai produsen lada yang dibangun dengan bantuan armada China T’ang, Sabak mendirikan pangkalan sekitar tahun 683 Masehi. Waktu itu hubungan antara Khalifah Ummayyah dan kerajaan Sriwijaya sangat erat terutama dalam perdagangan dan mengenalkan ajaran Islam.
Kemudian terjadi revolusi istana yang didalangi oleh angkatan laut China mengakibatkan terbunuhnya Sri Maharaja Indra-warman. Sementara Syria ditahun 750 berhasil menghalangi kekuasaan Khalifah Ummayyah di Damsyik dan menghalangi mereka mengirimkan bantuan militer ke Sabak. Sejak saat itu dakwah Islam di negeri Sabak terhenti selama lebih kurang lebih 400 tahun. Di abad ke-13 penyebaran Islam mulai masuk kembali ke wilayah ini.
Baca juga: Isi Surat Raja Sriwijaya Kepada Khalifah Dinasti Umayyah
Beberapa sejarawan mengatakan bahwa Zabag dalam bahasa Arab sama dengan Javaka dalam teks-teks berbahasa Pali. Wilayah ini termasuk kedalam kerajaan Sriwijaya. Teks dari Srilangka menceritakan bahwa raja Chandrabhanu Sridhamaraja yang menguasai kerajaan Tambralinga, Srilangka, adalah salah satu pangeran Javaka. Dia menduduki tahta setelah Javaka menginvasi Srilangka pada tahun 1247.
Dahulu orang-orang China menyebut wilayah ini San-fo-tsi yang sering dikunjungi oleh saudagar untuk membeli lada. Menurut sejarawan, Bandar Sriwijaya Tua berada di Muara Sabak atau dalam bahasa Arab disebut Zabaq. Sementara orang Arab menyebut Sriwijaya sebagai Sribuzza, dan China menuliskan Che-li-fo-che. Jadi, Sabak adalah kerajaan tua yang berada dibandar penting Sumatra, kerajaan Melayu Tua yang berpusat di Muara Tembesi. Ini dibuktikan dari temuan puing-puing kapal yang ditemukan sudah ada sejak abad ke-3 M.
Misteri Kerajaan Sabak
Nama Sabak diluar negeri pada waktu itu dikenal dengan nama Zabaj, Zabag ataupun Sanfotsi. Kisah tentang misteri kerajaan Sabak ini berasal dari pelaut Persia bernama Sulaiman al-Tajir al-Sirafi dalam bukunya "Rihlah As-Sirafiy". Buku ini menceritakan catatan perdagangannya ke wilayah India, China, dan kepulauan Zabaj sekitar tahun 851. Dalam catatan itu dia menjelaskan bahwa kota Zabaj memisahkan Arab dengan negeri China. Zabaj dan China ditempuh dengan perjalanan laut selama sebulan, jaraknya sekitar 900 farsakh. Rajanya disebut "Maharaja" yang berkuasa atas kepulauan yang banyak jumlahnya. Luas kekekuasaannya mencapai 1000 farsakh atau lebih.Disana terdapat sebuah pulau yang menjadi pusat kerajaan yang panjangnya sekitar 400 farsakh. Juga terdapat sebuah pulau yang dikenal sebagai "Al-Rami" atau Negeri Panah yang panjangnya sekitar 800 farsakh. Di negeri itu terdapat kayu merah, kamper, dan lain-lain, dan terdapat sebuah pulau yang menjadi perlintasan antara China dan Arab berjarak 80 farsakh. Di pulau ini dikumpulkan barang-barang dagangan seperti rotan, kamper, cendana, gading, timah, kayu ebony, kayu merah, dan berbagai rempah-rempah, dan lainnya. Perintah Maharaja berlaku di seluruh kepulauan dan juga daratan.
Menurut catatan "Muruj Adz-Dzahab wa Ma'adin Al-Jawahir" yang artinya Tanah Emas dan Tambang Permata, karya Abu Hasan Al-Mas‘udi. Dia menuliskan sebuah kisah tentang seorang Pangeran Khmer yang menentang Maharaja Zabag. Saat itu Pangeran Khmer bertanya kepada sang patih, dia ingin dipersembahkan pinggan berisi kepala Raja Zabag. berita ini terdengar sampai ke telinga Sri Maharaja Zabag, diapun membawa 1000 kapal berisi pasukan berlayar ke Khmer. Sampai disana, bala tentara Zabag berhamburan menyerbu dan merebut ibukotanya. Raja Khmer kemudian ditangkap, dan justru kepalanya yang dipersembahkan diatas pinggan. Sri Maharaja tidak mengambil alih Khmer dan kembali ke negerinya.
Baca juga: Misteri Kerajaan Ratu Saba Belum Terpecahkan
Menurut catatan sejarah yang ditulis oleh Chau Ju-ka, Sanfotsi terletak diantara Kamboja dan Jawa, berada di Samudera Selatan yang merupakan pelabuhan terpenting antara negeri-negeri Timur dan Barat. Semua melewati wilayah ini dalam perjalanan ke China. Penduduknya tersebar diluar kota, hidup diatas rakit papan yang ditutupi alang-alang dan bebas pajak. Mereka sangat terampil bertarung didarat dan di air, menutupi tubuhnya dengan obat agar pedang tidak melukainya.
Ada juga kisah-kisah penaklukan yang menyebabkan tewasnya Sri Maharaja. Saat itu wilayah selatan Jambi dianggap sebagai produsen lada yang dibangun dengan bantuan armada China T’ang, Sabak mendirikan pangkalan sekitar tahun 683 Masehi. Waktu itu hubungan antara Khalifah Ummayyah dan kerajaan Sriwijaya sangat erat terutama dalam perdagangan dan mengenalkan ajaran Islam.
Kemudian terjadi revolusi istana yang didalangi oleh angkatan laut China mengakibatkan terbunuhnya Sri Maharaja Indra-warman. Sementara Syria ditahun 750 berhasil menghalangi kekuasaan Khalifah Ummayyah di Damsyik dan menghalangi mereka mengirimkan bantuan militer ke Sabak. Sejak saat itu dakwah Islam di negeri Sabak terhenti selama lebih kurang lebih 400 tahun. Di abad ke-13 penyebaran Islam mulai masuk kembali ke wilayah ini.
Baca juga: Isi Surat Raja Sriwijaya Kepada Khalifah Dinasti Umayyah
Beberapa sejarawan mengatakan bahwa Zabag dalam bahasa Arab sama dengan Javaka dalam teks-teks berbahasa Pali. Wilayah ini termasuk kedalam kerajaan Sriwijaya. Teks dari Srilangka menceritakan bahwa raja Chandrabhanu Sridhamaraja yang menguasai kerajaan Tambralinga, Srilangka, adalah salah satu pangeran Javaka. Dia menduduki tahta setelah Javaka menginvasi Srilangka pada tahun 1247.
Referensi
- The tale of the Khmer king and the Maharaja of Zabag. By St Julian, James (2014)
- The Malay Peninsula: Crossroads of the Maritime Silk-Road (100 Bc-1300 Ad). By Michel Jacq-Hergoualc'h (2002)
- Muruj Adz-Dzahab wa Ma'adin Al-Jawahir. By Abu Hasan Al-Mas‘udi (956)