Pertempuran Piramida atau disebut juga Pertempuran Embabeh, adalah pertempuran besar selama invasi Perancis ke Mesir yang terjadi pada 21 Juli 1798. Napoleon Bonaparte menyerang pasukan dan penguasa Mamluk, memusnahkan hampir seluruh pasukan Ottoman yang berlokasi di Mesir. Saat itu Napoleon menggunakan taktik militer yang cukup baik hingga membuat kavaleri Mamluk mundur beberapa kali. Penaklukan Prancis atas Mesir tidak dipungkiri, korban tewas sekitar 300 pasukan Perancis, tetapi korban Ottoman dan Mamluk jauh lebih besar mencapai ribuan pasukan.
Napoleon menguasai Kairo setelah memenangkan pertempuran dan menciptakan pemerintahan baru di bawah pengawasannya. Pertempuran ini sebenarnya telah membuktikan kemunduran militer dan politik Kekaisaran Ottoman sepanjang abad. Mereka tidak mampu menandingi kekuatan Prancis yang saat itu mendominasi sebagian besar Eropa.
Baca juga: Piri Reis, Panglima Armada Ottoman Wafat Dihukum Penggal
Pasukan Napoleon yang terus menggempur maju berkekuatan 25.000 pasukan, memang lebih banyak berkisar 6000 pasukan Mamluk ditambah 15.000 infanteri Murad. Pasukan kavaleri Mamluk berulang kali dipukul mundur akibat formasi pasukan Perancis yang tak bisa ditembus. Ditambah lagi serbuan pasukan Mamluk ini dihajar dengan canon bertubi-tubi. Situasi ini membuat frustasi, hingga mengorbankan 6000 pasukan Mamluk dan Murad. Sementara Napoleon kehilangan 300 pasukannya.
Baca juga: Ribuan Gigi Palsu Terbuat Dari Korban Perang Waterloo
Pertempuran Piramida menandakan akhir pemerintahan Mamluk di Mesir yang berkuasa selama 7 abad. Ibrahim Bey melarikan diri ke Sinai, Sementara Murad bay melarikan diri ke Kairo dan kemudian ke Mesir Hulu. Saat mengejar Murad Bey ke Mesir Hulu, pasukan Prancis menemukan monumen di Dendera, Thebes, Edfu, dan Philae.
Menurut kisah, Murad menawarkan uang kepada pasukan Prancis untuk meninggalkan Mesir. Dia juga menawarkan untuk bersekutu dengan Inggris sebagai imbalan karena membiarkan Inggris menduduki Alexandria, Damietta dan Rosetta. Pada tahun 1800, Murad berdamai dengan Jean Baptiste Kleber, dia menyetujui perjanjian untuk menjaga garnisun Kairo, tetapi meninggal karena wabah pes dalam perjalanan.
2. Blundering to Glory: Napoleon's Military Campaigns. By Owen Connelly, 1987.
Napoleon menguasai Kairo setelah memenangkan pertempuran dan menciptakan pemerintahan baru di bawah pengawasannya. Pertempuran ini sebenarnya telah membuktikan kemunduran militer dan politik Kekaisaran Ottoman sepanjang abad. Mereka tidak mampu menandingi kekuatan Prancis yang saat itu mendominasi sebagian besar Eropa.
Kehancuran Kesultanan Mamluk Mesir
Napoleon membawa pasukannya yang berada di Alexandria menuju Kairo pada bulan Juli 1798. Mereka berhadapan dengan pasukan Mamluk sekitar 15 kilometer dari Piramida dan dekat Kairo. Pasukan Mamluk dikenal mempunyai pasukan kavaleri yang kuat dan sangat terlatih. Taktik militer Napoleon sangat menentukan kemenangannya saat itu. Konflik ini dikenal dengan nama Pertempuran Chobrakit yang terjadi ketika pasukan Napoleon menuju ke Kairo. Pertempuran ini dimenangkan Prancis, tetapi Napoleon menyadari bahwa satu-satunya pasukan Ottoman yang perlu diwaspadai adalah kavaleri Mamluk.Baca juga: Piri Reis, Panglima Armada Ottoman Wafat Dihukum Penggal
Pasukan Napoleon yang terus menggempur maju berkekuatan 25.000 pasukan, memang lebih banyak berkisar 6000 pasukan Mamluk ditambah 15.000 infanteri Murad. Pasukan kavaleri Mamluk berulang kali dipukul mundur akibat formasi pasukan Perancis yang tak bisa ditembus. Ditambah lagi serbuan pasukan Mamluk ini dihajar dengan canon bertubi-tubi. Situasi ini membuat frustasi, hingga mengorbankan 6000 pasukan Mamluk dan Murad. Sementara Napoleon kehilangan 300 pasukannya.
Baca juga: Ribuan Gigi Palsu Terbuat Dari Korban Perang Waterloo
Pertempuran Piramida menandakan akhir pemerintahan Mamluk di Mesir yang berkuasa selama 7 abad. Ibrahim Bey melarikan diri ke Sinai, Sementara Murad bay melarikan diri ke Kairo dan kemudian ke Mesir Hulu. Saat mengejar Murad Bey ke Mesir Hulu, pasukan Prancis menemukan monumen di Dendera, Thebes, Edfu, dan Philae.
Menurut kisah, Murad menawarkan uang kepada pasukan Prancis untuk meninggalkan Mesir. Dia juga menawarkan untuk bersekutu dengan Inggris sebagai imbalan karena membiarkan Inggris menduduki Alexandria, Damietta dan Rosetta. Pada tahun 1800, Murad berdamai dengan Jean Baptiste Kleber, dia menyetujui perjanjian untuk menjaga garnisun Kairo, tetapi meninggal karena wabah pes dalam perjalanan.
Referensi
1. The Campaigns of Napoleon. By David G. Chandler, 1966.2. Blundering to Glory: Napoleon's Military Campaigns. By Owen Connelly, 1987.