Pohon kehidupan yang sering kita lihat dalam bentuk simbol, gambar atau sastra. Simbol ini banyak ditemukan dalam berbagai tradisi dan agama sejak periode kuno. Diantaranya seni dan arsitektur, sastra, dan kitab suci. Bahkan simbolis ini telah lama digunakan untuk menghubungkan dirinya dengan alam luar. Misteri pohon kehidupan sampai hari ini masih misterius, dan ternyata juga ditemukan hampir di semua agama, termasuk Hindu, Buddha, Yahudi, Kristen dan Islam.
Pada dasarnya pohon tumbuh vertikal melawan gravitasi bumi, cabangnya berkembang secara horizontal yang menciptakan perlindungan dari teriknya matahari dan hujan. Melalui simbolis ini, manusia melihat bagaimana Allah menciptakan struktur yang tak terbatas, alam semesta yang masih misterius tak terjangkau akal pikir manusia. Ribuan tahun lalu bangsa Nordik Skandinavia meyakini Yggdrasil sebagai simbol pohon yang menghubungkan antara dua dunia. Pohon ini dianggap sebagai tempat roh jahat, hubungan batin dan mengisyaratkan jembatan menuju ke surga.
Mitos-mitos dari berbagai belahan bumi juga banyak menceritakan hal yang sama. Diantaranya Damaraland di Afrika, dikisahkan spesies tertentu tercipta dari pohon suci, sehingga dianggap sebagai nenek moyang manusia dan hewan. Di Fenisia, pohon dianggap sebagai tiang alam semesta. Di Tibet menceritakan akar pohon berada di dunia bawah, batangnya di permukaan bumi dan cabangnya berada di surga. Di Jepang dan Rusia menceritakan pohon besi yang menyanggah alam semesta.
Baca juga: Nebukadnezar, Raja Gila Yang Menghancurkan Kota Yerusalem
Naskah Akkadia yang ditulis sekitar tahun 3500 SM, menceritakan sebuah pohon hijau yang tangkainya menutupi tempat suci. Akarnya berupa kristal putih tumbuh dari pusat bumi, sementara daun dijadikan pembaringan ibu penguasa langit. Pohon ini juga diceritakan dalam kisah epik Gilgamesh yang mencari tanaman ajaib untuk menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati. Dia melihat pohon yang indah, cabangnya berkilauan dan buahnya mirip batu mulia.
Ayat-ayat tentang pohon kehidupan bisa ditemukan dalam kitab suci agama-agama di dunia ini. Diantaranya tertulis dalam Kitab Kejadian, Henokh, Kitab Amsal, Taurat, dan bahkan teks Hindu Upanisad dan kisah Pohon Bodhi sebagai tempat duduk Buddha mencapai pencerahan. Kemudian ajaran Zoroaster menjelaskan cabang yang sujud dalam ayat-ayat Zend Avesta.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Babilonia Kuno Bukan Didirikan Namrud
Dalam literatur Islam, pohon juga diceritakan dalam kitab suci dan sastra. Menurut al-Ghazali yang mengupas tentang Sirathal Mustaqim, jalan yang lurus atau 'jalan bagi orang yang jujur' yang disebutkan dalam surat Al-Fatihah. Ayat ini mengisyaratkan perjalanan jiwa menuju ke atas yang juga dinyatakan dengan keyakinan dan amalan tertentu. Ada beberapa pohon yang diceritakan dalam Al-Qur'an diantaranya pohon Zaqqum, pohon yang berada di batas Sidratul Muntaha.
Pohon pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu, pohon kekekalan di taman surga atau Syajarati al-Khulud, dan pohon pelita atau zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat. Tetapi pohon Kehidupan yang dimaksud bukan pohon kekekalan terlarang seperti dalam kisah Adam Hawa, dan pohon ini juga tidak sama dengan pohon Bidara yang berada di ujung batas Sidratul Muntaha.
Pohon Pengetahuan atau pohon ilmu tidak disebutkan namanya dalam Al-Qur'an atau hadis. Tetapi dalam sastra dan filosofi justru menceritakan tentang Pohon Pengetahuan dan Pohon Kehidupan. Termasuk dalam sastra Rumi yang mengatakan kedua pohon itu sebagai karakteristik Pohon Dunia. Kemudian dalam buku karya Abu Bakr Siraj ad-Din disebutkan:
Baca juga: Kisah Raja Namrud Menikahi Ibu Kandungnya, Semiramis
Pohon juga diceritakan Ibn 'Arabi dalam sastra al-Futihat al-Makkiya. Di surga, ada pohon yang akarnya berada ditempat tinggal nabi dan cabangnya melindungi semua rumah-rumah surga. Tidak tempat tinggal yang tidak memiliki salah satu cabangnya. Setiap cabang terdapat spesies buah yang sudah ada di dunia. Dan setiap bunga yang ada di dunia ini, ada di cabang itu, bahkan lebih banyak dan lebih indah dibandingkan yang pernah ada di dunia, dan lebih merata bunganya. Dan pohon ini berbuah anggur, setiap cabang panjangnya melebihi perjalanan sebulan, dan setiap buah anggur ukurannya besar, kulitnya seperti berisi air. Setiap orang yang diberkati mempunyai cabang sendiri dengan nama tertulis di atasnya.
Arabischer Mosaizist um 735, Wikimedia Commons |
Legenda Pohon Kehidupan
Legenda penduduk pribumi Guyana dan Bolivia menceritakan, ada seekor hewan penjaga pohon ajaib yang bisa memberi makanan diseluruh makhluk yang hidup di Bumi. Hewan ini sekuat tenaga menjaganya agar tidak ditemukan manusia, tapi akhirnya manusia menemukannya. Kemudian pohon ini ditebang, dicincang, sehingga seluruh Bumi dipenuhi tanaman pangan.Mitos-mitos dari berbagai belahan bumi juga banyak menceritakan hal yang sama. Diantaranya Damaraland di Afrika, dikisahkan spesies tertentu tercipta dari pohon suci, sehingga dianggap sebagai nenek moyang manusia dan hewan. Di Fenisia, pohon dianggap sebagai tiang alam semesta. Di Tibet menceritakan akar pohon berada di dunia bawah, batangnya di permukaan bumi dan cabangnya berada di surga. Di Jepang dan Rusia menceritakan pohon besi yang menyanggah alam semesta.
Baca juga: Nebukadnezar, Raja Gila Yang Menghancurkan Kota Yerusalem
Naskah Akkadia yang ditulis sekitar tahun 3500 SM, menceritakan sebuah pohon hijau yang tangkainya menutupi tempat suci. Akarnya berupa kristal putih tumbuh dari pusat bumi, sementara daun dijadikan pembaringan ibu penguasa langit. Pohon ini juga diceritakan dalam kisah epik Gilgamesh yang mencari tanaman ajaib untuk menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati. Dia melihat pohon yang indah, cabangnya berkilauan dan buahnya mirip batu mulia.
Pohon Kehidupan Dalam Agama
Dalam relief sejarah kuno, raja Asyur digambarkan sedang berdiri di samping sebuah pohon, sementara makhluk lainnya memetik daun dan memberikannya kepada raja. Begitu pula relief Firaun digambarkan sedang berdiri di sebuah pohon dengan makhluk lain. Simbolis ini mengisyaratkan bahwa pohon adalah tempat perlindungan dan kekekalan.Ayat-ayat tentang pohon kehidupan bisa ditemukan dalam kitab suci agama-agama di dunia ini. Diantaranya tertulis dalam Kitab Kejadian, Henokh, Kitab Amsal, Taurat, dan bahkan teks Hindu Upanisad dan kisah Pohon Bodhi sebagai tempat duduk Buddha mencapai pencerahan. Kemudian ajaran Zoroaster menjelaskan cabang yang sujud dalam ayat-ayat Zend Avesta.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Babilonia Kuno Bukan Didirikan Namrud
Dalam literatur Islam, pohon juga diceritakan dalam kitab suci dan sastra. Menurut al-Ghazali yang mengupas tentang Sirathal Mustaqim, jalan yang lurus atau 'jalan bagi orang yang jujur' yang disebutkan dalam surat Al-Fatihah. Ayat ini mengisyaratkan perjalanan jiwa menuju ke atas yang juga dinyatakan dengan keyakinan dan amalan tertentu. Ada beberapa pohon yang diceritakan dalam Al-Qur'an diantaranya pohon Zaqqum, pohon yang berada di batas Sidratul Muntaha.
Pohon pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu, pohon kekekalan di taman surga atau Syajarati al-Khulud, dan pohon pelita atau zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat. Tetapi pohon Kehidupan yang dimaksud bukan pohon kekekalan terlarang seperti dalam kisah Adam Hawa, dan pohon ini juga tidak sama dengan pohon Bidara yang berada di ujung batas Sidratul Muntaha.
Pohon Pengetahuan atau pohon ilmu tidak disebutkan namanya dalam Al-Qur'an atau hadis. Tetapi dalam sastra dan filosofi justru menceritakan tentang Pohon Pengetahuan dan Pohon Kehidupan. Termasuk dalam sastra Rumi yang mengatakan kedua pohon itu sebagai karakteristik Pohon Dunia. Kemudian dalam buku karya Abu Bakr Siraj ad-Din disebutkan:
Ditengah surga tidak hanya terdapat air mancur, tetapi juga pohon Keabadian yang berada di kaki arus air mancur. Dan itu digambarkan sebagai Pohon Batin yang tumbuh di Taman Hati. Setelah mereka puas minum air mancur dan memakan buah pohonnya, mereka akan memperoleh kebijaksanaan Mata Hati.
Baca juga: Kisah Raja Namrud Menikahi Ibu Kandungnya, Semiramis
Pohon juga diceritakan Ibn 'Arabi dalam sastra al-Futihat al-Makkiya. Di surga, ada pohon yang akarnya berada ditempat tinggal nabi dan cabangnya melindungi semua rumah-rumah surga. Tidak tempat tinggal yang tidak memiliki salah satu cabangnya. Setiap cabang terdapat spesies buah yang sudah ada di dunia. Dan setiap bunga yang ada di dunia ini, ada di cabang itu, bahkan lebih banyak dan lebih indah dibandingkan yang pernah ada di dunia, dan lebih merata bunganya. Dan pohon ini berbuah anggur, setiap cabang panjangnya melebihi perjalanan sebulan, dan setiap buah anggur ukurannya besar, kulitnya seperti berisi air. Setiap orang yang diberkati mempunyai cabang sendiri dengan nama tertulis di atasnya.
Referensi
- The Book of Certainty: The Sufi Doctrine of Faith, Vision and Gnosis. By Abu Bakr Siraj ad-Din, Martin Lings, Reissue 1996
- The Book of Certainty, By Abu Bakr Siraj ad-Din