Legenda kuno menceritakan tentang Khwaja Khizr atau Khidir dan raja Persia. Sebuah kutukan telah mengubah setiap tetesan darah raja yang busuk hati menjadi katak atau kodok yang setia menunggu disisi tuannya. Kisah nabi Khidir di negeri Persia tertulis dalam seni Mughal. Kisah Khidir lainnya dalam literatur Persia menceritakan perjalanannya mencari air keabadian bersama seorang raja dan memasuki dunia kegelapan. Dalam tradisi muslim India, secara ikonografis Khwaja Khizr diwakili sebagai seorang lelaki tua faqir, berpakaian berwarna hijau dan berpergian menaiki ikan.
Sosok Khwaja Khizr muncul dalam Kisah Pangeran Mahbub. Dalam legenda ini, Raja Persia mempunyai pangeran satu-satunya dari seorang selir yang bernama Kassab. Penduduk sepakat bahwa dirinya adalah pewaris tahta yang sah karena tida ada keturunan lain. Tiba-tiba dikemudian hari sang Ratu hamil, pangeran ini takut dirinya tersaingi dan akan gagal menduduki kursi raja. Suatu ketika dia memutuskan untuk menggulingkan kerajaan dan membunuh ayahnya, serta merampas takhta. Sementara Ratu melarikan diri dan dirawat oleh petani, anak yang dikandungnya lahir dan disebut Mahbub.
Baca juga: Sejarah Gurun Sahara Terbentuk Dari Hujan Pasir
Ketika kembali ke daratan, mereka menjual salah satu batu rubi dengan harga yang tinggi. Berita ini terdengar sampai ke telinga Raja. Dia menemui Mahbub untuk mencari batu delima guna membangun sebuah istana baru di tepi laut. Mahbub menyanggupi untuk mendapatkan lebih banyak batu delima. Dia membawa obor pemberian sang fakir yang pernah menolongnya untuk memasuki dunia bawah yang gelap. Setibanya ditempat dia menemukan Rubi, dia mengelilingi tempat itu dan memasuki tempat misterius yang belum pernah dimasuki. Mahbub merasa seperti didalam sebuah istana, disana ada sebuah ruangan dimana terdapat potongan kepala. Tampak tetesan darah jatuh ke dalam baskom dan membentuk batu delima. Batu-batu ini kemudian terbawa aliran air kecil menuju ke laut. Diapun baru menyadari, dari sinilah sumber batu rubi yang ditemukan sebelumnya.
Tiba-tiba muncul seseorang dari lantai istana, orang yang mirip dengan fakir yang ditemui Mahbub. Tetapi kali ini dia berpakaian cahaya, dan para imam sujud kepadanya dan berkata; "Khwaja Khizr, yang menguasai waktu telah datang". Saat itu Khizr mengatakan kepada Mahbub bahwa mayat itu adalah ayahnya yang dibunuh oleh Kassab, perampas tahta ayahnya. Mayatnya dicincang, dibuang, kemudian para imam membawa tubuhnya ke istana bawah laut.
Mahbub meratap dan berdoa memohon keadilan kepada Allah, tak lama setelah itu tubuh ayahnya bersatu dan dia hidup kembali. Seketika itu Khizr pun lenyap, bahkan Mahbub tak sempat berkata-kata dengannya. Dia bergegas kembali ke daratan dengan ayahnya dan berkumpul kembali dengan Ratu.
Baca juga: Kisah Nabi Khidir Bertemu Penguasa Kegelapan
Sesampainya di daratan, Raja meminta batu rubi. Mahbub tersenyum dan menusuk jarinya sendiri, tetesan darahnya jatuh kedalam cangkir yang kemudian menjadi rubi. Mahbub memahami, bahwa setiap tetes darah yang mengalir dalam pembuluh darah Raja-raja Persia lebih berharga daripada batu rubi.
Dengan dukungan pengikut setia ayahnya, dia menyerang kerajaan dan merebut kembali tahta yang dirampas Kassab. Kassab kemudian dihukum pancung dan kepalanya digantung di istana bawah tanah. Sebuah kutukan bagi pemimpin yang mengambil tahta dengan cara busuk, setiap tetes darahnya berubah menjadi kodok yang setia disisi mayat tuannya.
Kisah Nabi Khidir selengkapnya bisa dilihat dalam video youtube berikut ini: https://youtu.be/k5nCoSUOFs4
Sosok Khwaja Khizr muncul dalam Kisah Pangeran Mahbub. Dalam legenda ini, Raja Persia mempunyai pangeran satu-satunya dari seorang selir yang bernama Kassab. Penduduk sepakat bahwa dirinya adalah pewaris tahta yang sah karena tida ada keturunan lain. Tiba-tiba dikemudian hari sang Ratu hamil, pangeran ini takut dirinya tersaingi dan akan gagal menduduki kursi raja. Suatu ketika dia memutuskan untuk menggulingkan kerajaan dan membunuh ayahnya, serta merampas takhta. Sementara Ratu melarikan diri dan dirawat oleh petani, anak yang dikandungnya lahir dan disebut Mahbub.
Kisah Nabi Khidir
Ketika dewasa, Mahbub pergi sendirian ke pertandingan pemanah dan menjadi pemenang, orang-orang mengatakan wajahnya mirip dengan sang Raja sebelumnya. Setibanya di rumah, ibunya mengatakan tentang asal usul Mahbub dan memutuskan pindah untuk menghindari kecurigaan raja yang telah merampas tahta ayahnya. Mereka mencapai tanah gurun dimana terdapat sebuah masjid, disamping gunung mereka bertemu seorang fakir. Sosok itu memberi mereka roti dan air yang tak habis-habisnya, dan dua potong kayu, salah satunya berfungsi sebagai obor. Orang tua itu menyarankannya untuk pergi ke sebuah tempat yang berada di lautan yang kedalamannya tidak lebih dari satu hasta. Mereka kemudian mengarungi laut hingga sampai ke sebuah tempat yang kedalamannya hanya setinggi lutut. Disitu mereka menemukan bongkahan rubi, batu delima.Baca juga: Sejarah Gurun Sahara Terbentuk Dari Hujan Pasir
Ketika kembali ke daratan, mereka menjual salah satu batu rubi dengan harga yang tinggi. Berita ini terdengar sampai ke telinga Raja. Dia menemui Mahbub untuk mencari batu delima guna membangun sebuah istana baru di tepi laut. Mahbub menyanggupi untuk mendapatkan lebih banyak batu delima. Dia membawa obor pemberian sang fakir yang pernah menolongnya untuk memasuki dunia bawah yang gelap. Setibanya ditempat dia menemukan Rubi, dia mengelilingi tempat itu dan memasuki tempat misterius yang belum pernah dimasuki. Mahbub merasa seperti didalam sebuah istana, disana ada sebuah ruangan dimana terdapat potongan kepala. Tampak tetesan darah jatuh ke dalam baskom dan membentuk batu delima. Batu-batu ini kemudian terbawa aliran air kecil menuju ke laut. Diapun baru menyadari, dari sinilah sumber batu rubi yang ditemukan sebelumnya.
Tiba-tiba muncul 12 imam yang mengambil potongan kepala dan menyatukan potongan tubuh lainnya yang terawetkan. Mereka membakar lilin dan menari sangat cepat sehingga Mahbub seperti melihat cahaya melingkari mayat itu. Mereka meratap dan berdoa agar mayat itu bangkit dari kematiannya.
Tiba-tiba muncul seseorang dari lantai istana, orang yang mirip dengan fakir yang ditemui Mahbub. Tetapi kali ini dia berpakaian cahaya, dan para imam sujud kepadanya dan berkata; "Khwaja Khizr, yang menguasai waktu telah datang". Saat itu Khizr mengatakan kepada Mahbub bahwa mayat itu adalah ayahnya yang dibunuh oleh Kassab, perampas tahta ayahnya. Mayatnya dicincang, dibuang, kemudian para imam membawa tubuhnya ke istana bawah laut.
Mahbub meratap dan berdoa memohon keadilan kepada Allah, tak lama setelah itu tubuh ayahnya bersatu dan dia hidup kembali. Seketika itu Khizr pun lenyap, bahkan Mahbub tak sempat berkata-kata dengannya. Dia bergegas kembali ke daratan dengan ayahnya dan berkumpul kembali dengan Ratu.
Baca juga: Kisah Nabi Khidir Bertemu Penguasa Kegelapan
Sesampainya di daratan, Raja meminta batu rubi. Mahbub tersenyum dan menusuk jarinya sendiri, tetesan darahnya jatuh kedalam cangkir yang kemudian menjadi rubi. Mahbub memahami, bahwa setiap tetes darah yang mengalir dalam pembuluh darah Raja-raja Persia lebih berharga daripada batu rubi.
Dengan dukungan pengikut setia ayahnya, dia menyerang kerajaan dan merebut kembali tahta yang dirampas Kassab. Kassab kemudian dihukum pancung dan kepalanya digantung di istana bawah tanah. Sebuah kutukan bagi pemimpin yang mengambil tahta dengan cara busuk, setiap tetes darahnya berubah menjadi kodok yang setia disisi mayat tuannya.
Referensi
- Legends of the Punjab, by R.C. Temple
- Folk-tales of Hindustan, by Vasu, Srisa Chandra, 1861-1918
Kisah Nabi Khidir selengkapnya bisa dilihat dalam video youtube berikut ini: https://youtu.be/k5nCoSUOFs4