Salah satu bukti penggunaan kontrasepsi tertua pernah ditemukan pada lukisan gua di Grotte des Combarreles Prancis, diperkirakan lukisan ini berusia 13000 tahun. Tetapi alat kontrasepsi tertua yang pernah ditemukan dibuat tahun 1350 Sebelum Masehi. Alat ini telah lama digunakan karena banyak istri dan selir Firaun, terutama untuk mencegah kehamilan dan mencegah penyakit. Selama ribuan tahun, peradaban kuno telah menemukan cara ampuh untuk mencegah kehamilan. Tidak hanya untuk kaum pria, metode paling banyak yang digunakan ternyata dibuat untuk kaum wanita.
Banyak Istri Dan Selir, Firaun Pakai Kontrasepsi
Sejarawan mengatakan bahwa orang Mesir termasuk peradaban pertama yang menggunakan kontrasepsi pria. Menyusul Romawi kuno membuatnya dari kain linen dan usus hewan atau kandung kemih. Peradaban Cina kuno membuatnya dari sutra yang direndam kedalam minyak. Di Jepang, nenek moyangnya menggunakan tempurung kura-kura atau tanduk hewan yang digunakan untuk menutupi kepala kemaluan pria saja. Kemudian di abad pertengahan, pria Muslim dan Yahudi menutupi kemaluannya dengan tar atau merendamnya kedalam jus bawang.
Ditahun 1922, arkeolog Howard Carter menemukan makam Tutankhamun berisi lebih dari 5000 artefak. Diantaranya termasuk emas, perak, kayu hitam, gading, perhiasan berharga, senjata, perabotan, linen halus dan parfum langka. Dan yang paling menarik, di makam ini juga ditemukan alat kontrasepsi yang di pakai Firaun yang terbuat dari kain halus. Kain ini tampaknya bukan terbuat dari bahan yang umum digunakan untuk pakaian, terbuat dari linen halus, direndam dalam minyak zaitun, dan diikatkan pada tali yang akan diikatkan di pinggangnya. Menurut sejarawan, perangkat ini dibuat bukan untuk tujuan ritual atau pencegahan penyakit. Tetapi untuk mengendalikan kehamilan mengingat raja-raja dahulu mempunyai banyak selir dan wanita simpanan.
Kontrasepsi Selir Dan Kaum Hawa
Orang Mesir kuno juga memiliki metode kontrasepsi lain untuk wanita, salah satunya Papirus Ginekologi yang dibuat sekitar tahun 1825 Sebelum Masehi. Pembuatannya menggunakan campuran kotoran buaya dan beberapa bahan yang tidak diketahui. Campuran ini kemudian dibentuk menjadi pessary, atau alat prostetik yang dimasukkan ke dalam kemaluan wanita. Kotoran buaya yang diracik bersifat basa, sehingga bisa diandalkan untuk membunuh sperma.
Pessarium zaman kuno juga dapat dibuat menggunakan bahan-bahan yang tidak terlalu berbahaya. Misalnya menggunakan sepotong kapas atau serat tanaman yang direndam dalam pasta buah akasia mentah, madu dan kurma. Kemudian kapas ini dimasukkan ke dalam kemaluan wanita. Alternatif lainnya menggunakan wol yang direndam dalam jus silphium atau sejenis tanaman adas. Tanaman ini paling banyak digunakan di Mediterania kuno, dan ditemukan di pantai Cyrenaica atau saat ini Libya. Selama ribuan tahun telah dibuktikan, metode pessarium ini tidak memiliki efek samping negatif pada kesehatan penggunanya.
Tanaman ini merupakan bahan utama dalam peralatan medis dan mistikus di seluruh Mediterania selama setidaknya 700 tahun. Silphium pertama kali tertulis dalam catatan sejarah yang berasal dari Mesir abad ke-7 Sebelum Masehi. Terutama digunakan sebagai resep obat untuk kontrasepsi dan aborsi, serta obat untuk batuk dan sakit tenggorokan, hingga pengobatan kusta dan penghilang kutil. Dengan tanaman ini, banyak istri dan selir Firaun bukan menjadi hambatan melayani sang raja.