Kisah menarik dan misterius diantara sejarah Mesir salah satunya Firaun Hatshepsut yang sezaman dengan Nabi Musa. Saat ini beberapa sejarawan menyebutkan bahwa setelah firaun wafat ditelan lautan, sosok Musa ternyata pernah ikut membangun Mesir dan dihormati. Salah satunya tertulis dalam buku Duckworth berjudul 'The King and Her Children'. Ini dibuktikan dari temuan artefak yang sengaja dikubur, sosok Musa dihilangkan dalam sejarah Mesir selama lebih dari 1000 tahun. Setelah kematian firaun tenggelam dilautan, sosok firaun baru memimpin Mesir lebih bijaksana, dia didampingi Musa yang menjabat sebagai penasehat sekaligus guru bagi keluarga kerajaan. Mereka mengubah Mesir menjadi kota paling makmur dan berkembang pada waktu itu. Bahkan arsitektur bangunannya tidak ada yang mampu menandinginya. Siapa sebenarnya sosok Musa yang tertulis dan terukir di prasasti Mesir? Dan siapa yang mengubur sejarah Mesir paling maju saat itu? Mengapa firaun yang bersama Musa dihilangkan dari sejarah Mesir selama lebih dari 1000 tahun?
Ratu Hatshepsut Memberinya Nama "Musa"
Pada waktu Firaun Thutmosis 1 berkuasa, dia menetapkan bangsa Ibrani yang berkembang terlalu banyak harus dikurangi jumlahnya dengan dalil pemberontakan. Firaun ini tidak memiliki putra kandung, dia memiliki putri berhati mulia bernama Hatshepsut. Waktu itu Firaun memerintahkan bahwa semua bayi Ibrani dibawah usia 3 tahun harus dibunuh. Situasi itu memaksa ibu Musa menempatkannya dalam keranjang yang diolesi dengan bahan anti air. Bayi itu dihanyutkan menyusuri Sungai Nil dengan tujuan tak jelas, hingga pada akhirnya ditemukan oleh seseorang yang akan merawatnya. Ibunya meminta kakak Musa agar mengikuti keranjang disepanjang tepi sungai untuk memastikan keselamatan bayi sepanjang terbawa arus. Keranjang dan bayi menyusuri sungai dangkal dan mendekati kolam renang diluar istana Thebes, dimana putri Firaun bernama Hatshepsut yang saat itu masih berusia muda menemukan dan mengambil Musa.
Dalam buku Joyce Tyldesley berjudul 'Greatest of the Great', nama Musa berasal dari Hatshepsut yang artinya Putra. Kata 'mose' umum digunakan Mesir kuno, seperti dalam penyebutan 'Ra meeses' yang artinya putra dewa matahari Ra. Ayah Hatshepsut adalah Thutmose 1 yang artinya 'Putra Thoth', atau dewa kebijaksanaan. Musa hidup sekitar tahun 1500 Sebelum Masehi, dimana tahun-tahun ini adalah masa Firaun Hatshepsut. Tetapi tidak ditemukan referensi nama Musa dalam sejarah Mesir, karena dia menolak dikenal sebagai putra Firaun yang saat itu dipimpin oleh Firaun Thutmose. Disisi lain, sejarawan menemukan catatan tentang orang kepercayaan ratu bernama 'Senenmut' yang artinya 'saudara laki-laki ibu'. Nama itu sangat mungkin diberikan firaun, karena Hatshepsut lahir pada awal tahun 1530-an sebelum Masehi, jadi jarak usianya dengan Musa cukup dekat.
Mesir Makmur Dibawah Firaun Hatshepsut
Karena firaun Thutmose 1 tidak memiliki anak laki-laki maka Hatshepsut dinikahkan dengan saudara tirinya bernama Thutmose II, sehingga secara langsung mengangkat putrinya menjadi ratu kerajaan. Pernikahan Hatshepsut juga tidak mempunyai anak laki-laki dan hanya melahirkan dua anak perempuan. Setelah kematian suaminya, maka ratu Hatshepsut diangkat sebagai penguasa negeri. Dia memerintah sebagai firaun senior, bersama dengan Thutmose III selama 22 tahun sampai akhir hayatnya. Thutmose III adalah anak angkat Hatshepsut yang berasal dari seorang wanita harem.
Dimasa pemerintahannya, dia mengurus Mesir dengan baik termasuk mengatur perdagangan diantaranya Nubia. Dari sini Mesir memperoleh sumber daya yang besar termasuk emas, ternak, budak, dan tentara. Dan meratakan pembangunan di seluruh negeri, termasuk memperluas Kuil Amun di Waset, dan mendirikan 4 obelisk besar. Dia membangun kuil kamar mayat yang megah untuk dirinya sendiri yang dikenal Kuil Deir el Bahri. Hatshepsut adalah firaun paling sukses membangun dan mensejahterakan rakyat sepanjang sejarah dinasti Mesir. Arsitektur Mesir Kuno yang dibangunnya sebanding dengan arsitektur klasik, bangunan yang tidak tersaingi budaya lain selama kurang lebih 1000 tahun. Saat itu dia didampingi oleh seseorang yang menjabat sebagai penasehat yang mengajarkan hal penting dalam bernegara termasuk arsitek sekaligus guru anaknya. Dia dikenal dengan nama Senenmut, orang non-kerajaan dari keturunan rakyat biasa tetapi namanya dihormati keluarga ratu dan penduduk Mesir.
Didampingi Senenmut, Firaun Hatshepsut memerintah negaranya dengan baik dan dimakamkan secara terhormat di sebuah makam yang dibangunnya sendiri. Setelah kematian Hatshepsut, Thutmose III melanjutkan pemerintahan yang panjang selama lebih dari 50 tahun, menghabiskan sebagian besar waktunya dalam penaklukkan di Levant, mengalahkan kekuatan orang Het di barat laut, Mittani di timur laut, dan menaklukkan kota Kanaan di bawah kendali Mesir. Anak tiri Hatshepsut ini dikenal sebagai Napoleon Mesir karena keberhasilannya sebagai seorang militer.