Tak banyak orang yang tahu bahwa Kapal Nuh terbuat dari logam Titanium. Menurut penelitian,kapal logam ini terdampar di sebuah gunung. Temuan ini dianggap bahtera Nuh, diantaranya sisa-sisa berbentuk kapal dan jangkar yang telah membatu. Bukti ini berdasarkan uji radioaktif pada sampel artefak yang ditemukan. Bentuk asli kapal ini diduga seukuran kapal induk terbesar yang pernah dibuat manusia modern.
Kapal Nuh Dari Logam
Sekitar 5000 tahun yang lalu, sebuah bola berukuran 3 mil pernah menghantam laut lepas pantai Madagaskar. Bencana ini menyebabkan tsunami setinggi 600 kaki dan menghancurkan garis pantai diseluruh dunia. Ledakannya melepaskan debu-debu uap air panas dan aerosol ke atmosfer. Hanya dalam beberapa jam, uap panas dan suhu lembab menyebabkan badai super yang menghantam sisi lain di permukaan bumi. Seminggu kemudian, material yang terlempar keluar dari atmosfir tertarik kembali ke Bumi sehingga bumi gelap gulita. Menurut ilmuwan, sekitar 80 persen populasi dunia tewas.
Dolni Vestonici menemukan paduan logam yang telah dikenal sejak 30,000 tahun yang lalu. Manusia telah mengenal pengetahuan ini, bahtera terbesar yang pernah dibangun manusia terdampar di gunung Ararat. Menurut penelitian, material kapal ini 64 persen terbuat dari logam dan ukuran sebenarnya lebih besar dari kapal induk modern. Pembuatan kapal ini juga menggunakan prinsip rekayasa teknik dengan perhitungan Golden Rasio. Logam ini telah mengalami oksidasi selama ribuan tahun. Residu logam terdapat pada paku, besi pengurung, relik pemberat atau jangkar, dan beberapa perlengkapan kapal.
Sampel yang diuji menunjukkan 8.35% besi, 8.35% aluminium, dan 1,59% titanium. Temuan ini menyiratkan suatu pengetahuan yang sangat maju dibidang metalurgi dan rekayasa. Karakteristik dari paduan besi-aluminium membentuk lapisan tipis aluminium oksida yang melindungi bahan dari karat dan korosi.
Material Mangan banyak ditemukan dalam spesimen pemberat atau jangkar. Disaat ini, lebih dari 95% mangan digunakan untuk membentuk Ferroalloys yang dibuat oleh industri logam, terutama untuk pembuatan baja. Artefak ini sangat mirip produk metalurgi modern. Kemudian temuan Bintil Mangan, dengan jumlah mangan dioksida lebih dari 80% dan dianggap sangat luar biasa. Spesimen ini membuktikan adanya hubungan pembuatan kapal dengan produksi aluminium aloid. Setelah itu sampel besi yang ditemukan pada tubuh kapal berkisar 60 hingga 91%.
Yang menarik dari penelitian ini adalah ilmuwan menemukan bahan aneh di seluruh bagian bawah Kapal dan di lokasinya jauh berada di sisi gunung. Temuan ini identik dengan materi yang ditemukan di lambung utara dan sangat banyak. Sangat kontras dengan kayu yang membatu, tapi mengandung mangan dioksida yang luar biasa dan terdapat Titanium.
Menurut analisa John Baumgardner, kesimpulan pada kapal ini terbuat dari logam dengan kandungan 30% Mangan, 40% Titanium, 11.33% silikon, dan 7.19% aluminium. Sejak 5000 tahun lalu, ternyata manusia mampu memproduksi 40% Titanium. Spesimen lain juga menunjukkan adanya kandungan Titanium lebih besar sekitar 74% yang identik dengan paduan Titanium modern.
Referensi
NOAH'S ARK, By Dr Barry M. Warmkessel with Support From Lawrence P. Giver, Sonja M. Kawamoto and Jane Yin. Publish 10 Mar 2003, Update 29 Mar 2017.