Kisah Sam Bellamy dan John King, bajak laut termuda beserta krunya terkenal setelah tim peneliti berhasil menemukan reruntuhan kapal Whydah pada Juli 1984, sebuah bangkai kapal bajak laut pertama telah ditemukan di Amerika Utara. Harta karun di palkanya terkumpul kira-kira 5 ton, termasuk gading, emas, dan perak. Menurut peneliti Smithsonian Institution and Center for Historical Archaeology tahun 2006 lalu, mereka berhasil menganalisis sisa-sisa manusia yang ditemukan di kapal karam Whydah. Ilmuwan menemukan tulang fibula sepanjang 11 inci di dalam kaus kaki sutra dan sepatu. Mereka menyimpulkan bahwa ini milik seorang anak laki-laki berusia 11 tahun diduga John, bajak laut termuda di Karibia.
John King, Bajak Laut Termuda
Samuel Bellamy adalah salah satu bajak laut paling terkenal di Laut Karibia, dia dilahirkan di Inggris. Dia mengakhiri hidupnya di atas kapal yang membawa harta karun terbesar bajak laut. Pengalaman menjelajah lautan sudah dimulai saat usianya masih remaja, dia bergabung dengan angkatan laut Inggris dan bertempur di beberapa pertempuran. Setelah menikah, Bellamy meninggalkan istri dan seorang anak. Kemudian berlayar ke pantai Florida untuk mencari harta karun Spanyol yang tenggelam bersama temannya. Setelah berbulan-bulan tanpa hasil, mereka memutuskan untuk bergabung dengan kru bajak laut Kapten Benjamin Hornigold. Sejarah tentang Benjamin Harnigold terkenal dengan aksinya menyerang kapal Prancis dan Spanyol. Dia seorang kapten yang murah hati terhadap para tahanan.
Tetapi pada Juni tahun 1716, kru memutuskan untuk menyerang kapal Inggris yang bertentangan dengan pendapat Kapten yang hanya menyerang kapal Prancis. Mereka kemudian memberontak, saat itulah Samuel Bellamy diangkat menjadi Kapten baru. Hanya dalam satu tahun, mereka berhasil merampok lebih dari lima puluh kapal di kawasan Atlantik dan Karibia. Kapten Samuel kemudian mulai dikenal sebagai Black Bellamy. Menurut catatan sejarah, dia digambarkan sebagai pria yang tinggi, kuat, sopan, pakaian mahal dan sangat rapi terutama mantel hitam. Senjata favoritnya selalu diselempang, biasanya empat pistol. Kapal andalannya adalah Sultana, sebuah kapal yang terkenal dengan banyak meriam. Bellamy juga memiliki kapal Marry Anne yang sangat cepat. Karena bakatnya sebagai ahli strategi, mereka berhasil membajak banyak kapal tanpa merusaknya.
Kapal Whydah diduga milik Sir Humphrey Morice, seorang anggota Parlemen Inggris. Sebuah kapal galai tiga tiang yang dipasang persegi. Panjangnya 34 meter dengan tonase 300 ton dan dapat melaju dengan kecepatan hingga 13 knot. Whydah dirancang sebagai kapal budak sekaligus mewakili teknologi terbaru saat itu yang dilengkapi dengan senjata paling modern. Pada Februari tahun 1717, kru Bellamy berhasil membajak kapal budak Inggris bernama Whydah. Kapal itu dalam perjalanan ke Jamaika dengan membawa muatan emas, perak, gading, dan batu mulia. Muatan ini adalah harta terbesar, pikiran Bellamy mulai serakah dan berencana mengambil kapal Whydah untuk dirinya sendiri, kemudian memberikan kapal Sultana kepada krunya.
Saat itu cuaca berubah menjadi badai dahsyat sehingga memaksa kapal Whydah mendekati pantai. Pada tengah malam kapal menabrak gundukan pasir di perairan dangkal sekitar 152 meter dari pantai Marconi. Bellamy dan krunya langsung menembakkan meriam sehingga menghancurkan geladak kapal, bagian-bagian kapal itu berserakan di sepanjang pantai. Pertempuran ini berlangsung hingga pagi hari, disusul kapal Marry Anne juga tenggelam. Menurut anggota kru yang masih hidup, pada saat tenggelam kapal Whydah membawa lima ton emas, butiran emas, perak, perhiasan, dan harta berharga lainnya. Bellamy dan John tidak selamat, sebagian besar yang selamat dijatuhi hukuman gantung. Navigator Bellamy yang masih berusia 16 tahun dijual sebagai budak.