Laksamana Zheng He, dia adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Tiongkok. Cheng Ho telah membuat sejarah Tiongkok terkenal sampai hari ini karena perjalanan harta yang menggambarkan kekuatan dan kekayaan Dinasti Ming. Meskipun dia seorang dari garis keturunan muslim, tetapi dia telah menjadi kasim sejak usianya 10 tahun dan mendapatkan pendidikan khusus dari istana.
Nama aslinya sebelum dikenal adalah Ma He, dia lahir pada tahun 1371, berasal dari keluarga Muslim Hui di Yunnan. Ayahnya bernama Ma Hajji, keturunan Sayyid Ajjal Shams al-Din Omar, seorang pejabat Dinasti Yuan di Yunnan. Syams al-Din berasal dari Asia Tengah, dia seorang Muslim Khwarezmian dari Bukhara (saat ini Uzbekistan). Ketika Jenghis Khan menyerang kota itu, keluarganya menyerah kepada Khan.
Ditahun 1378, wilayah Yunnan ditaklukkan oleh pasukan Dinasti Ming dan militernya menumpas pendukung yang tersisa. Ayahnya tewas dalam pertempuran pasukan Ming dan Mongol di tahun 1381, usianya waktu itu masih 10 tahun. Ditahun ini pula dia ditangkap, saat itu Jenderal Fu Youde melihatnya di jalan dan mendekatinya untuk menanyakan tentang lokasi orang Mongol. Dia menjawab dengan menantang dengan mengatakan bahwa orang Mongol telah melompat ke danau. Karena menentang, sang jenderal membawanya menjadi tahanan dan dikirim ke Nanjing kemudian dikebiri. Disaat itulah dia dipaksa bergabung kedalam lingkungan istana sebagai seorang kasim, dikirim ke Beiping (saat ini Beijing) untuk melayani keluarga Zhu Di, Pangeran Yan.
Baca juga: Kisah Genghis Khan Membebaskan Penindasan Umat Islam
Usia tuannya ini sebelas tahun lebih tua darinya, tetapi dia mendapatkan kepercayaan Zhu Di karena kesetiaannya. Selama pelayanannya, Ma He juga dikenal dengan nama Sanbao yang artinya Tiga Perlindungan. Dan dia diajarkan pendidikan penting di kota itu, tidak seperti kasim-kasim lain yang kebanyakan buta huruf. Sejak tahun 1380, pangeran telah memerintah Beiping (yang saat ini Beijing). Kota ini sangat dekat dengan musuh mereka, suku Mongol. Sejak saat itulah dia menghabiskan masa mudanya sebagai seorang prajurit di perbatasan utara. Dia sering ikut invasi militer bersama pangeran melawan Mongol.
Pada Agustus 1399, Pangeran Yan memimpin pemberontakan melawan Kaisar Jianwen, kaisar kedua Dinasti Ming, yang juga keponakannya. Dibantu oleh para kasim dan jenderal pengkhianat, Zhu Di berhasil menangkap armada Yangtze dan memasuki ibukota Nanjing. Istana dibakar yang mengakibatkan permaisuri dan putra mahkota tewas. Pemberontakan itu berhasil, dan Pangeran Yan menjadi Kaisar Yongle pada 1402. Ribuan cendekiawan dan kerabat istana yang menentang Kaisar Yongle dieksekusi, termasuk Fang Xiaoru.
Baca juga: Kisah Kaisar Qin Shi Huang Mencari Ramuan Abadi
Setelah pangeran Yan menjadi Kaisar Yongle, dia mulai mendapatkan kesempatan lebih banyak. Kaisar memerintahkannya berlayar dari Timur ke Barat untuk menunjukkan kekuatan dan kekayaan Dinasti Ming kepada dunia. Selain itu, pelayaran ini juga dimaksudkan untuk mencari Kaisar Jianwen yang kabarnya melarikan diri ke Asia Tenggara. 317 kapal dibangun yang membawa 27 ribu orang, armada ini juga membawa barang mewah termasuk sutra, emas dan perak.
Zheng He memang seorang yang berasal dari garis keturunan muslim, ayahnya tewas dalam pertempuran sejak usianya masih anak-anak. Sejak kecil dia telah menjadi kasim dan terdidik di lingkungan Budhist Kekaisaran. Agama yang diyakininya menjadi tanda tanya besar, apakah dia mendapatkan pendidikan Islam atau tidak sama sekali. Prasasti Liujiagang dan Changle menunjukkan bahwa pengabdian Zheng He tertuju kepada Tianfei, dewi pelindung pelaut.
Zheng He wax statue, Wikimedia Commons |
Laksamana Zheng He Berdarah Uzbekistan
Ayah Sayyid Ajall adalah Kamal al-Din dan kakeknya adalah Syams al-Din' Umar al-Bukhari. Dalam buku yang ditulis Marshall Broomhall, Syams al-Din adalah penduduk asli Bukhara, keturunan nabi Muhammad generasi ke-27.Sayyid berpartisipasi dalam penaklukan Mongke Khan, dia bertugas di pengadilan dinasti Yuan di Yanjing. Dia pernah menjabat keuangan Kekaisaran pada tahun 1259, kemudian dikirim ke Yunnan oleh Kublai Khan setelah menaklukkan Kerajaan Dali pada tahun 1274. Setelah kematiannya, Sayyid diberi nama Zhongyi. Kemudian, pengadilan kekaisaran menganugerahkan gelar "Pangeran Xianyang" dan nama anumerta Zhonghui kepadanya.
Ditahun 1378, wilayah Yunnan ditaklukkan oleh pasukan Dinasti Ming dan militernya menumpas pendukung yang tersisa. Ayahnya tewas dalam pertempuran pasukan Ming dan Mongol di tahun 1381, usianya waktu itu masih 10 tahun. Ditahun ini pula dia ditangkap, saat itu Jenderal Fu Youde melihatnya di jalan dan mendekatinya untuk menanyakan tentang lokasi orang Mongol. Dia menjawab dengan menantang dengan mengatakan bahwa orang Mongol telah melompat ke danau. Karena menentang, sang jenderal membawanya menjadi tahanan dan dikirim ke Nanjing kemudian dikebiri. Disaat itulah dia dipaksa bergabung kedalam lingkungan istana sebagai seorang kasim, dikirim ke Beiping (saat ini Beijing) untuk melayani keluarga Zhu Di, Pangeran Yan.
Baca juga: Kisah Genghis Khan Membebaskan Penindasan Umat Islam
Usia tuannya ini sebelas tahun lebih tua darinya, tetapi dia mendapatkan kepercayaan Zhu Di karena kesetiaannya. Selama pelayanannya, Ma He juga dikenal dengan nama Sanbao yang artinya Tiga Perlindungan. Dan dia diajarkan pendidikan penting di kota itu, tidak seperti kasim-kasim lain yang kebanyakan buta huruf. Sejak tahun 1380, pangeran telah memerintah Beiping (yang saat ini Beijing). Kota ini sangat dekat dengan musuh mereka, suku Mongol. Sejak saat itulah dia menghabiskan masa mudanya sebagai seorang prajurit di perbatasan utara. Dia sering ikut invasi militer bersama pangeran melawan Mongol.
Pada Agustus 1399, Pangeran Yan memimpin pemberontakan melawan Kaisar Jianwen, kaisar kedua Dinasti Ming, yang juga keponakannya. Dibantu oleh para kasim dan jenderal pengkhianat, Zhu Di berhasil menangkap armada Yangtze dan memasuki ibukota Nanjing. Istana dibakar yang mengakibatkan permaisuri dan putra mahkota tewas. Pemberontakan itu berhasil, dan Pangeran Yan menjadi Kaisar Yongle pada 1402. Ribuan cendekiawan dan kerabat istana yang menentang Kaisar Yongle dieksekusi, termasuk Fang Xiaoru.
Baca juga: Kisah Kaisar Qin Shi Huang Mencari Ramuan Abadi
Setelah pangeran Yan menjadi Kaisar Yongle, dia mulai mendapatkan kesempatan lebih banyak. Kaisar memerintahkannya berlayar dari Timur ke Barat untuk menunjukkan kekuatan dan kekayaan Dinasti Ming kepada dunia. Selain itu, pelayaran ini juga dimaksudkan untuk mencari Kaisar Jianwen yang kabarnya melarikan diri ke Asia Tenggara. 317 kapal dibangun yang membawa 27 ribu orang, armada ini juga membawa barang mewah termasuk sutra, emas dan perak.
Zheng He memang seorang yang berasal dari garis keturunan muslim, ayahnya tewas dalam pertempuran sejak usianya masih anak-anak. Sejak kecil dia telah menjadi kasim dan terdidik di lingkungan Budhist Kekaisaran. Agama yang diyakininya menjadi tanda tanya besar, apakah dia mendapatkan pendidikan Islam atau tidak sama sekali. Prasasti Liujiagang dan Changle menunjukkan bahwa pengabdian Zheng He tertuju kepada Tianfei, dewi pelindung pelaut.
Referensi
- Zheng He: China and the Oceans in the Early Ming, 1405–1433. By Dreyer, Edward L. (2007)
- When China Ruled the Seas: The Treasure Fleet of the Dragon Throne, 1405–1433. By Levathes, Louise (1996)
- Islam in China A Neglected Problem. By Marshall Broomhall (1910)