Kisah Aladdin malam ternyata memiliki misteri yang luar biasa, dimana kisah didalamnya tidak sama dengan dokumen asli papirus Arab dari Mesir abad ke-8 M. Dongeng Aladdin yang kita saksikan versi Disney saat ini menggambarkan sosok bernuansa Arab. Tetapi fakta sejarah menjelaskan bahwa Aladdin, Ali Baba, dan Sinbad, tidak ada dalam kisah asli berbahasa Arab.
Menurut Arafat A Razzaque, seorang kandidat PhD sejarah dan budaya Timur Tengah di Universitas Harvard. Ada sebuah buku Persia yang tidak terkenal disebut Hazar Afsana atau 'A Thousand Stories' berasal dari teks Pali dan Sanskerta India kuno. Dan satu lagi, kisah yang sama dalam teks Cina Tripiá¹aka abad ketiga. Darimana sebenarnya dongeng Aladdin ini? Dan sejak kapan kisah 1001 Malam diubah orientalis barat?
Pada awalnya kisah asli ini ditulis dalam bahasa Arab berjudul Alf layla, pertama kali dicetak di India. Buku ini dikenal sebagai "Calcutta I" edisi tahun 1814-18, yang dikisahkan oleh Syaikh Aḥmad al-Shirwani. Dia adalah seorang guru bahasa Arab, Fort William College di Bengal. Edisi Arab berikutnya diterbitkan di Breslau (Polandia) oleh Habicht (1824-1843), kemudian di Bulaq Kairo (1835) dan terakhir di India terbit "Calcutta II" (1839-42). Menjelang akhir abad ke-19, buku ini muncul di mana-mana dan mulai berubah, termasuk edisi Yahudi-Arab tahun 1888 yang dicetak di Bombay.
Kisah Aladdin Berasal Dari China
Faktanya, buku-buku yang diterbitkan itu tidak ada versi Arab yang menceritakan kisah Aladdin. Walaupun buku-buku itu sudah dirubah sejak awal. Di Eropa, penikmat kisah dongeng terus mencari teks lengkap, dan menyebut kisah Aladdin sebagai skandal sastra. Perdebatan kisah 1001 Malam dianggap sebagai salah satu fenomena sastra paling populer. Para ahli telah lama menganalisis keaslian dan perampasan budaya.
Sejak kapan Aladdin masuk dalam kisah 1001 Malam? Aladdin bukan bagian dari kisah Arab asli, terjemahan dari Prancis abad ke-18 ditulis oleh Antoine Galland. Cerita ini merupakan ciptaan Orientalis Barat, perpaduan stereotip dan fantasi berdasarkan salah satu kerajaan Cina yang dikunjungi oleh penyihir Afrika.
Galland diduga mempelajari kisah Aladdin dari seorang Maronit Suriah dari Aleppo bernama ?anna Diyab. Kisah Aladdin diterbitkan oleh Galland pada tahun 1712. Galland menulis dalam jurnalnya bahwa dia menerima "Kisah Aladdin" dari Hanna Diyab pada tanggal 5 Mei 1709. Selama beberapa hari dibulan berikutnya, Diyab menceritakan lima belas kisah tambahan. Sepuluh di antaranya termasuk Ali Baba, Empat Puluh Pencuri, Sinbad, kisah-kisah ini bukan dongeng asli Arabian Nights. Semua kisah itu kemudian diterbitkan kedalam empat jilid terakhir di buku Galland.
Tahun 1886, Richard Burton menjelaskan kisah tentang Aladdin. Menurutnya, kisah itu berasal dari China, dan ceritanya menyebutkan bahwa mereka minum minuman hangat tertentu, yaitu teh. Galland tidak secara langsung menterjemahkan dari bahasa Arab, tetapi menjiplak ulang terjemahan bahasa Inggris lainnya. Dan uniknya, dia menulis kisah Aladdin untuk dongeng anak yatim.
Baca juga: Kapal Misterius Yang Dikutuk Berlayar Selamanya Tanpa Berlabuh
Kisah versi Cina dijelaskan dalam pembukaan kisah Shahrazad dan Shahriyar. Pada masa dinasti Sassanid, di semenanjung India dan Tiongkok terdapat dua raja yang bersaudara. Sementara adik lelakinya memerintah di Samarqand, Shahriyar dikatakan sebagai raja India dan Cina. Dalam kisah, tampak prosesi mewah Aladdin ke istana sultan, di sini menunjukkan berbagai karakter "Oriental" dengan latar belakang arsitektur Cina.
Menurut catatan sejarah Tiongkok dan India oleh Abu Zayd al-Sirafi, Timur Jauh terhubung dengan Asia Selatan. Islam dan Cina tidak pernah sepenuhnya memisahkan dunia, bisa saja karena kontak Muslim sebelumnya dengan kekaisaran Tang, atau karena warisan Mongol yang mempersatukan Persia dan Cina pada periode akhir abad pertengahan. Saat ini, beberapa kelompok etnis yang diakui Tiongkok sebagian besar adalah Muslim, mereka berada di provinsi barat.
Ditafsirkan, kisah Aladdin merujuk ke wilayah Turkestan di Asia Tengah, wilayah ini dikenal sebagai Great Tartary. Ilustrasi buku dari periode Victoria menggambarkan Aladdin dengan gaya rambut Manchuria dari era Qing, dengan dahi yang dicukur dan rambut panjang.
Kisah Aladdin versi Disney telah menghilangkan budaya asli yang mengadopsi dari buku versi Galland. Jasmine, dikenal sebagai pacar Aladdin, adalah nama palsu karya Disney. Dalam cerita aslinya, Aladdin mencintai gadis bernama Badroulbadour (Aladdin and the Princess Badr al-Budur).